TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejumlah budaya lokal yang dimiliki oleh Indonesia.
Budaya lokal merupakan sebuah kekayaan yang menjadi bagian dari Indonesia.
Hal tersebut dipengaruhi atas beragamnya budaya daerah mulai dari Sabang sampai Merauke.
Bentuk dari budaya lokal dapat berupa material dan non-material.
Sejumlah budaya lokal yang dimiliki Indonesia mulai dari situs, tradisi, kesenian hingga permainan tradisional.
Lebih lengkapnya, berikut jenis budaya lokal di Indonesia yang dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) kelas 7.
Baca juga: Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi
1. Situs Lokal
Diketahui, pada setiap daerah memiliki situs masing-masing.
Pada beberapa daerah situs tersebut mudah ditandai.
Namun pada daerah yang lain terdapat situs yang sedikit dan sulit dikenali.
Situs yang dimaksudkan di sini adalah tempat yang memiliki nilai sejarah atau riwayat tertentu.
Salah satu bentuk situs yang penting dicermati adalah situs sejarah.
Situs sejarah ini merupakan karya peninggalan orang zaman dulu yang ada di daerah kalian masing-masing.
Contoh yang paling mudah dalam situs sejarah adalah candi.
Situs sejarah itu juga bisa berupa batu-batu tertentu, seperti batu bertulis, undakan batu kuno, dan sebagainya. Masjid atau gereja tua juga merupakan situs sejarah.
Begitu juga makam tokoh masa lalu, rumah lama, bahkan sumur lama sekalipun.
Tempat yang dikaitkan dengan legenda juga merupakan situs yang perlu dihargai.
Seperti di pantai Sumatra Barat terdapat batu cadas berbentuk seperti laki-laki yang sedang bersujud.
Batu itu dikaitkan dengan legenda Malin Kundang, anak yang dikutuk jadi batu karena durhaka terhadap ibu.
Situs seperti ini tentu perlu dipelihara sebaik-baiknya.
Baca juga: Ithuk-ithukan di Banyuwangi, Tradisi Ucap Berkah Bumi ala Suku Osing
2. Tradisi Lokal
Tradisi lokal ini merupakan tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang terkait dengan siklus kehidupan maupun kegiatan bersama masyarakat.
Di antara tradisi itu antara lain menyangkut kelahiran bayi, khitanan atau tradisi menyambut akil balig, tradisi dalam pernikahan, hingga tradisi terkait kematian.
Selain itu ada tradisi terkait dengan kegiatan bersama masyarakat.
Seperti syukuran untuk panen maupun penangkapan ikan di laut.
Tradisi mendirikan rumah, hingga tradisi menyambut hari-hari besar keagamaan masing-masing.
Sebagai contoh, ada tradisi Yasinan yang juga merupakan tradisi lokal.
Diketahui, terdapat perubahan tradisi dalam masyarakat ketika membuat rumah.
Dahulu di beberapa daerah, warga tolong menolong secara sukarela untuk membuat rumah.
Tidak ada orang yang dibayar dalam membuat rumah.
Pemilik rumah hanya menyediakan makanan dan minuman bagi semua orang.
Budaya bergotong royong membuat rumah tersebut sekarang telah berkurang.
Sebagian besar rumah dibuat oleh pekerja yang dibayar.
Perubahan budaya seperti itu banyak terjadi dan perlu diperhatikan.
Para sesepuh atau orang tua di kampung atau daerah masing-masing akan dapat mengisahkan tradisi serta budaya apa saja yang sudah berubah.
Baca juga: Kerbau atau Tedong, Hewan Paling Prestisius di Tradisi Suku Toraja
3. Kesenian Tradisional
Setiap daerah memiliki kesenian tradisionalnya masing-masing.
Kesenian tradisional tersebut di antaranya ada musik serta tarian tradisional.
Di daerah Jawa Tengah antara lain seni mocopatan.
Mocopat merupakan jenis kesenian yang sangat tradisional.
Ada juga pop tradisional seperti lagu-lagu campursari.
Beberapa daerah juga mengenal seni bercerita.
Pada sejumlah kampung di Aceh ada seni hikayat, sementara di daerah-daerah Kalimantan dikenal seni lamut.
Lalu ada seni pentas yang berupa wayang, juga ludruk di desa-desa Jawa Timur.
Sebagi generasi muda sangat dianjurkan untuk dapat mengenali dengan baik apa saja kesenian tradisional yang dimiliki.
Pasalnya, saat ini, banyak anak-anak muda yang lebih suka memainkan kesenian modern seperti musik pop, dan melupakan kesenian tradisional.
Hal tersebut juga merupakan bagian dari perubahan budaya yang terjadi di masyarakat.
Memainkan kesenian modern tentu baik, tetapi dengan tidak mengabaikan kesenian tradisional yang dimiliki.
Baca juga: Tradisi Nujuh Likur di Bengkulu Selatan, Warga Bakar Tumpukan Tempurung Kelapa
4. Permainan Tradisional
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan yakni permainan tradisional.
Congklak, engklek, egrang, gasing, petak umpet, hingga layangan adalah sebagian dari permainan tradisional.
Di beberapa daerah, permainan tradisional yang sudah terlupakan mulai dihidupkan kembali.
Ada kelompok-kelompok permainan yang dibentuk lagi.
Hal ini penting dilakukan untuk menguatkan raca cinta pada bangsa.
Sebagian besar anak-anak zaman sekarang tampak lebih banyak memainkan permainan umum seperti game pada telepon genggam atau perangkat elektronik lain.
Mereka tidak dapat memainkan permainan tradisional karena banyak permainan tradisional yang terlupakan.
Keadaan seperti itu tentu perlu diatasi dengan menghidupkan kembali permainan tradisional dengan membuat perubahan hingga lebih menarik.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)