Konstatinopel merupakan salah satu pusat perdagangan di Laut Tengah pada abad pertengahan.
Jatuhnya kota ini ke tangan Turki Usmani membuat pedagang Eropa mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, termasuk dalam perdagangan rempah.
Oleh karenanya, orang-orang Eropa kemudian berusaha untuk melakukan pelayaran untuk mencari sumber rempah-rempah hingga ke kepualauan nusantara.
Dari sinilah kemudian terjadi interaksi atau perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam perdagangan rempah.
3. Bagaimanakah dinamika hubungan saudagar dan penguasa lokal di nusantara sebelum datangnya bangsa Eropa?
Jawaban:
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, telah banyak saudagar dan penguasa lokal di Nusantara yang memiliki kuasa, kekayaan dan kemampuan untuk melakukan penjelajahan bahkan perlawanan terhadap dominasi asing yang ingin menguasai Nusantara.
Hubungan politik antara kerajaan-kerajaan besar dan saudagar-saudagar yang berada di bawah kekuasannya adalah untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban yang saling menguntungkan satu sama lain.
Para saudagar mendapatkan perlindungan dari penguasa lokal, dan penguasa lokal mendapatkan pembayaran upeti atau komoditi perdagangan.
Namun, jika penguasa lokal tidak dapat memberikan perlindungan, maka para saudagar ini bisa dengan mudah berpindah dan mencari perlindungan dari kerjaan atau penguasa lokal lainnya di Nusantara.
4. Bagaimanakah karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19?
Jawaban:
- Mudah diadu domba
- Mudah terpecah belah
- Pemimpin dari golongan ningrat, agamawan, dan kaum pendidikan
- Bersifat kedaerahan
- Menggunakan senjata yang sederhana
5. Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20?