TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 114.
Soal halaman 114 ini berada dalam Bab 4 yang berjudul "Melestarikan Budaya Bangsaku".
Namun, sebelum melihat kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 114, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal secara mandiri.
Buku Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas 8 ini ditulis oleh Tudi Setiawan, Tia Setiawati, Muhammad Sapei, dan Prayogo.
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 3 Halaman 146-147 Kurikulum Merdeka Bab 4: Ayo, Bermain
Ayo, Mengamati dan Mengidentifikasi
Cobalah kalian amati dan kenali kearifan lokal dan budaya daerah kalian.
Setelah kalian mengamati berbagai kearifan lokal dan budaya daerah, identifikasilah kearifan lokal dan budaya daerah kalian yang masih terpelihara dan yang mulai memudar! Tuliskan penjelasan tersebut pada tabel berikut!
Jawaban Tabel 4.4:
Dugderan
Dugderan merupakan perayaan menyambut bulan Ramadan yang dilakukan oleh umat Islam di Semarang, Jawa Tengah.
Tradisi ini juga menjadi pesta rakyat bagi masyarakat di sana.
Dugderan digelar oleh masyarakat Semarang dengan sokongan dari pemerintah.
Tradisi ini adalah cerminan dari perpaduan tiga etnis masyarakat Semarang: Jawa, Arab, dan Tionghoa.
Istilah Dugderan diambil dari perpaduan bunyi bedug 'dug dug' dan bunyi meriam yang mengikutinya, yakni 'der'.
Oleh sebab itu, upacara penyambutan bulan suci Ramadan tersebut disebut dengan nama Dugderan atau Dhug Der.
Tradisi dugderan biasanya dilaksanakan sejak pagi hari sampai menjelang senja, sekitar pukul 8 pagi sampai Magrib.
Acara ini biasanya diawali dengan digelarnya pasar kaget, yakni pasar rakyat.
Kemudian, dilanjutkan dengan karnaval seperti acara 'Warak Ngendok' sebagai wujud hewan berkaki empat (kambing) dan kepala mirip naga yang diikuti oleh arak-arakan mobil.
Tradisi ini diperkirakan sudah berlangsung sejak 1881 ketika Semarang dipimpin oleh Bupati RMTA Purbaningrat.
Rute kirab atau karnaval dari Balai Kota Semarang, Masjid Agung Kota Semarang, dan Masjid Agung Jawa Tengah.
Jawaban Tabel 4.5:
Gambang Semarang
Gambang Semarang adalah kesenian musik tradisional kerakyatan yang berasal dari Semarang.
Kesenian ini merupakan gabungan dari seni musik, vokal, tari dan lawak. Ciri khas dari kesenian ini adalah alunan musik yang mengiringi gerak telapak kaki secara dinamis sesuai irama lagu.
Alat musik yang dipakai antara lain kempul, peking, saron, bonang, gambang, gong suwuk, kendang, dan ketipung.
Gambang Semarang merupakan bentuk akulturasi budaya antara etnis Tionghoa dengan Jawa.
Kemudian seiring berjalannya waktu, Gambang Semarang makin diisi oleh unsur kejawaan, lagu yang dimainkan adalah lagu pop Jawa.
Namun, kesenian ini terancam pudar karena tak adanya generasi penerus.
Kabar baiknya, seni pertunjukan ini kini gencar disosialisasikan dalam bentuk pelatihan-pelatihan oleh Pemerintah Daerah Semarang untuk menjaga kelestariannya.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
- Kunci jawaban di atas bukan merupakan patokan utama dalam memberikan jawaban. Namun, diharapkan mendekati contoh tersebut.
(Tribunnews.com/Deni)