4. Analisis kuantitatif untuk menentukan kadar senyawa tetraetiltiuran disulfida (C10H20N2S4) dapat dilakukan dengan mengoksidasi sulfur menjadi SO2. SO2 kemudian dibubbling dalam larutan H2O2 hingga terbentuk H2SO4. Asam sulfat yang terbentuk dapat bereaksi dengan NaOH sebagai berikut:
H2SO4 (aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Jika H2SO4 yang terbentuk membutuhkan 34,85 mL NaOH 0,025 M untuk bereaksi, kadar C10H20N2S4 dalam 0,4605 g sampel adalah …. ( persenb/b)
a. 7,00
b. 8,75
c. 10,15
d. 12,00
e. 17,50
Jawaban: a
5. Reaksi A → 2B memiliki tetapan laju reaksi sebesar 0,012 s–1.
Jika konsentrasi awal A adalah 0,56 M, konsentrasi B setelah reaksi berlangsung 45 detik adalah ….
a. 0,326 M
b. 0,020 M
c. 0,467 M
d. 0,430 M
e. 0,260 M
Jawaban: c
6. Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antarmolekul yang harus diputuskan adalah...
a. Gaya ion-ion
b. Ikatan-Hidrogen
c. Gaya ion-dipol
d. Gaya ion-ion dan ikatan-Hidrogen
e. Dipol-dipol
Jawaban: d
7. Di antara teknik teknik berikut ini yang tidak dapat digunakan untuk menghitung ΔHreaksi adalah...
a. Menggunakan panas pembentukan reaktan dan produk
b. Menggunakan titik leleh reaktan dan produk.
c. Hukum Hess
d. Menggunakan energi ikatan reaktan dan produk
e. Kalorimetri
Jawaban: b
8. Di antara zat berikut ini: I. HCl(g) II. Na(s) III. HCl(aq) IV. F2(g) yang mempunyai nilai entalpi pembentukan standar, ΔHof = 0 adalah...
a. I, II, III, dan IV
b. I, II,dan IV
c. I dan II D. II dan IV
e. Hanya II
Jawaban: d