3. Penulisan tanda baca
Pada bait pertama, setiap baris diawali huruf kapital tanpa tanda baca titik di akhirnya.
Hanya terdapat satu tanda titik pada baris kedua menjelang akhir baris.
Pada bait kedua, setiap baris juga diawali huruf kapital, tetapi tidak ada tanda baca satu pun pada bait kedua. Adapun pada bait ketiga, huruf kapital juga ditempatkan pada setiap awal baris. Tanda baca yang terdapat pada bait ketiga adalah tanda tanya (?) pada baris ke-13 serta tanda titik (.) pada pertengahan baris ke-15 dan baris ke-16.
TABEL 6.14 ISIAN PENGATURAN RIMA PUISI NYANYIAN GRIMIS
1. Bentuk rima: Tidak berpola
Penjelasan/deskripsi:
Pada akhir baris terdiri atas kata-kata berikut hujan, kuntum, kalbu, sukma, terpendam, dan muara. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-u-a-a-a.
2. Bentuk rima: Tidak berpola
Penjelasan/deskripsi:
Pada akhir baris terdiri atas kata-kata berikut keheningan, di bumi, matamu, pelangi, dan telaga. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-i-u-i-a.
3. Bentuk rima: Tidak berpola
Penjelasan/deskripsi:
Pada akhir baris terdiri atas kata-kata berikut nyanyian, itu, berapi, nafasmu, lautan, hujan, hujan, rambutmu, bahasa, dan berdua. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-i-u-a-a-a-u-a-a.
Kesimpulan:
Berdasarkan analisis terhadap puisi di atas, apakah diksi, majas (gaya bahasa), pengaturan rima, dan tipografi dalam puisi tersebut sudah sesuai dan mendukung makna yang ingin disampaikan penulisnya?
Jawaban: