News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Platform Merdeka Mengajar

Jawaban Aktivitas Kelas Seperti Apa yang Cocok untuk Latih Proses Berpikir Divergen atau Konvergen?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI berpikir divergen atau konvergen - Simak jawaban soal PMM, Aktivitas kelas seperti apa yang cocok Anda lakukan untuk melatih proses berpikir divergen atau konvergen pada peserta didik?

TRIBUNNEWS.COM - Inilah jawaban: Aktivitas kelas seperti apa yang cocok Anda lakukan untuk melatih proses berpikir divergen atau konvergen pada peserta didik?

Pertanyaan ini termuat dalam Modul 1 tentang Kreativitas dan Inovasi di kolom Cerita Reflektif.

Pertanyaan ini perlu dijawab oleh bapak/ibu guru setelah merampungkan proses Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Selengkapnya, simak jawabannya di bawah ini:

Modul 1 Kreativitas dan Inovasi

Berpikir Divergen dan Konvergen

Cerita Reflektif

Aktivitas kelas seperti apa yang cocok Anda lakukan untuk melatih proses berpikir divergen atau konvergen pada peserta didik?

Jawaban: Ada dua aktivitas kelas yang cocok dilakukan untuk melatih proses berpikir divergen atau konvergen pada peserta didik.

Pertama, Project-Based Learning (PBL).

Siswa dapat bekerja dalam proyek yang membutuhkan eksplorasi ide-ide (berpikir divergen) serta penentuan solusi yang terbaik (berpikir konvergen).

Contohnya, proyek membuat taman sekolah yang ramah lingkungan.

Siswa diajak untuk bertukar pikiran tentang ide-ide kreatif untuk desain taman (divergen), kemudian memilih dan merencanakan implementasi desain terbaik (konvergen).

Baca juga: Jawaban, Apa Saja Kegiatan, Materi, Manfaat yang Anda Harapkan Ada Dalam Modul Ini? Soal PMM

Kedua, Design Thinking.

Design Thinking adalah proses kreatif yang dimulai dengan memahami kebutuhan pengguna (divergen), mengidealkan solusi (divergen), membuat prototipe (konvergen), dan menguji solusi (konvergen).

Contohnua, merancang produk baru yang memecahkan masalah sehari-hari siswa, seperti tas sekolah multifungsi.

Dengan aktivitas-aktivitas tersebut, siswa dapat melatih kemampuan berpikir divergen untuk menghasilkan banyak ide kreatif dan berpikir konvergen untuk menemukan solusi terbaik yang didasarkan pada logika dan analisis.

Alternatif jawaban:

Aktivitas pembelajaran yang dapat melatih proses berpikir divergen atau konvergen pada peserta didik yakni menggunakan metode pembelajaran project based learning.

Metode project based learning akan membuat siswa berpikir kritis dan analisis pada saat membuat suatu projek yang diberikan oleh guru.

Alternatif jawaban:

Aktivitas di kelas yang cocok untuk melatih proses berpikir divergen:

- Mind Mapping

Siswa diminta membuat peta pikiran yang menggambarkan hubungan antara ide-ide yang berbeda.

Contoh: Buat peta pikiran tentang dampak perubahan iklim, dengan cabang-cabang yang menunjukkan penyebab, efek, dan solusi.

- Role Playing

Melibatkan siswa dalam memainkan peran tertentu untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif.

Contoh: Dalam diskusi tentang konflik lingkungan, siswa bisa memerankan peran sebagai pemerintah, aktivis lingkungan, dan perusahaan.

- Brainstorming

Ajak peserta didik untuk memberikan berbagai ide terkait suatu topik tanpa menilai atau mengkritik ide tersebut.

Contoh: Minta siswa untuk menyebutkan sebanyak mungkin cara untuk mengurangi sampah plastik di sekolah.

Aktivitas di kelas yang cocok untuk melatih proses berpikir konvergen:

- Problem-Solving Exercises:

Siswa diajak menyelesaikan masalah yang memiliki satu solusi yang benar atau terbaik.

Contoh: Berikan soal matematika kompleks yang membutuhkan langkah-langkah logis untuk menyelesaikannya.

- Case Studies

Siswa diajak menganalisis studi kasus nyata dan menarik kesimpulan berdasarkan data dan fakta yang tersedia.

Contoh: Analisis kasus bisnis tertentu dan ajak siswa untuk menemukan strategi terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

- Socratic Seminars

Diskusi terstruktur dimana siswa harus mempertahankan argumen mereka berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

Contoh: Diskusi tentang apakah teknologi memberikan dampak positif atau negatif pada pendidikan dengan menggunakan artikel dan penelitian sebagai referensi.

*) Disclaimer: Contoh jawaban dalam artikel ini hanya sebagai referensi Bapak/Ibu guru untuk menghadapi pertanyaan terkait di Platform Merdeka Mengajar.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini