TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka giat literasi Busa Pustaka bersama volunteer dari mahasiswa dan komunitas, kebetulan pada sehari sebelumnya teman – teman Busa Pustaka kedatangan volunteer tamu seorang penulis novel Rahasia Salinem karya Wisnu Suryaning Adji dan Brilliant Yotenega.
Agenda kelas menulis volunteer busa pustaka ini sekaligus menjadi bedah buku dan relaunch acara Kelas Menulis dan Relaunch novel Rahasia Salinem yang di terbitkan oleh Bentang Pustaka di Kafe Doma Bandar Lampung pada Minggu, 9 Juni 2024.
Novel Rahasia Salinem adalah novel best-seller yang pernah terbit secara digital pada 2018 dan cetak pada 2019.
Pada tahun 2024 ini, Penerbit Bentang Pustaka yang juga menerbitkan karya-karya Dee Lestari dan Andrea Hirata memutuskan untuk kembali menerbitkan novel tersebut untuk seluruh khalayak di Indonesia.
Mengutip Dhewiberta Hardjono—Kepala Editor Bentang Pustaka, "Rahasia Salinem patut terus ada di pasar buku Indonesia. Ceritanya disusun dengan apik, memadukan latar sejarah dan kisah keluarga modern".
Novel Rahasia Salinem bercerita tentang usaha Tyo untuk menemukan resep pecel rahasia yang dibuat Salinem. Dari sinilah ia menemukan rahasia-rahasia lain dalam kehidupan Salinem—seorang abdi dalem dalam keluarga bangsawan Surakarta, yang lahir pada 1924, dan mangkat pada 2013. Uniknya, Salinem adalah sosok yang benar-benar nyata dan pernah hidup pada masanya.
Beliau menjadi saksi bagaimana ketegangan-ketegangan terjadi pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, revolusi kemerdekaan, hingga peristiwa '65 di kota Surakarta.
Brilliant Yotenega—salah satu penulis—adalah cucu Salinem dan merupakan sumber cerita asli yang dikumpulkan dari narasumber-narasumber keluarga dan pihak-pihak lain.
Wisnu Suryaning Adji menyampaikan, "Kami memutuskan melakukan fiksionalisasi kisah Salinem untuk kembali mengkontekstualisasi kisah bersejarah ini hingga dapat dinikmati oleh anak muda hari ini".
Yotenega menambahkan, "Mbah Nem adalah sosok dengan cinta yang tidak biasa. Beliau adalah sosok perempuan yang berjuang dengan caranya sendiri, bisa menginspirasi anak muda hari ini."
Setelah meninggalnya kedua majikannya—alih-alih pergi, Salinem malah memutuskan untuk merawat anak-anak majikannya yang masih kecil seperti anaknya sendiri. Peristiwa itu menyebabkan Salinem juga diperlakan layaknya seorang ibu kandung.
Dalam giat ini ini pula, Wisnu Suryaning Adji membuka bagaimana cara yang dipakai untuk menulis novel bergenre fiksi sejarah ini.
Antusiasme peserta kelas menulis yang berisikan volunteer Busa Pustaka dari unsure komunitas dan mahasiswa ini sangat tinggi, “Senang sekali sih melihat fenomena literasi aktif di Busa Pustaka ini apalagi dengan tema berkain ini, melihat peserta hadir menggunakan kain tradisional dengan segala model penggunaannya wuih beda banget keren ujarnya”.
Mang Adi dari Busa Pustaka mengatakan bahwa Busa Pustaka akan terus konsisten mendukung pendidikan untuk anak-anak dengan kerja sama berbagai pihak.
"Saat ini kami mendukung biaya pendidikan untuk 230 lebih anak dalam berbagai jenjang dari SD hingga kuliah".
Untuk itu, Busa Pustaka turut menjual 100 (seratus) eksemplar novel Rahasia Salinem yang seluruh keuntungannya digunakan untuk pendidikan anak di Busa Pustaka. Dukungan dan kerja sama seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan untuk kemajuan Indonesia," imbuhnya.