c. Gerakan mencintai barang dalam negeri semakin lantang digaungkan. Buah dan sayur sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia juga menjadi fokus gerakan. Namun, sejumlah permasalahan masih terus mengganjal. Baru-baru ini Menteri Pertanian mengatakan bahwa tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Tingkat konsumsi buah lokal masyarakat Indonesia belum mencapai 40 kg per kapita setiap tahun, padahal seharusnya lebih dari 65 kg per kapita per tahun. Permasalahan yang lain seperti volume produksi dari tingkat petani. Selama ini, produksi buah-buahan lokal masih dari usaha yang bersifat pekarangan, bukan perkebunan besar. Dengan kondisi tersebut, volume produksi buah-buahan lokal Indonesia juga menjadi terbatas.
Kunci Jawaban: Paragraf Deduksi
d. Kota Batu, Malang, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai penghasil apel. Namun, ternyata kota sejuk di Kota Malang tersebut juga menghasilkan ketela khas yang sangat disukai oleh masyarakat Jepang, yaitu ketela ungu.
Para petani di Batu, Malang bahkan hampir setiap bulan mengekspor jenis umbi ini. Masyarakat Jepang sangat suka mengonsumsi umbi ungu karena banyak manfaat kesehatan yang ada pada kandungan umbi ungu ini. Beberapa manfaat mengonsumsi umbi ungu adalah bisa mencegah penyakit asma, kanker, bahkan diabetes. Memang sangat luar biasa pada saat kita suka mengonsumsi produk makanan asing seperti beberapa jenis makanan cepat saji yang belum tentu sehat untuk tubuh kita. Ternyata makanan produk lokal Indonesia disukai oleh orang Jepang.
Jadi, tunggu apa lagi. Mulailah mengonsumsi produk makanan lokal Indonesia karena ternyata banyak manfaat kesehatan yang kita dapatkan dari produk makanan lokal kita.
Kunci Jawaban: Paragraf Induksi
3. Tulislah sebuah paragraf dengan pola pengembangan deduksi dan sebuah paragraf dengan pola pengembangan induksi. Setiap paragraf minimal terdiri atas tujuh kalimat dengan tema tempe sebagai sumber makanan protein nabati.
Untuk membantumu dalam menyusun kedua paragraf tersebut bisa menggunakan kosakata di bawah ini!
a. murah
b. protein
c. kedelai
d. sehat
e. fermentasi
f. masyarakat
g. makanan
h. nabati
Kunci Jawaban:
Paragraf Deduktif
Tempe, makanan fermentasi dari kedelai, merupakan sumber protein nabati yang murah dan sehat bagi masyarakat Indonesia. Proses fermentasi yang terjadi pada kedelai menghasilkan protein nabati berkualitas tinggi yang mudah dicerna tubuh. Selain kaya protein, tempe juga mengandung berbagai vitamin, mineral, dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan seratnya yang tinggi membuat tempe sangat baik untuk pencernaan. Karena harganya yang terjangkau dan kandungan gizinya yang lengkap, tempe menjadi makanan pokok bagi banyak masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Selain itu, tempe juga sangat mudah diolah menjadi berbagai macam masakan, mulai dari tumisan, goreng, hingga dibuat menjadi nugget atau bakso. Dengan demikian, tempe tidak hanya menjadi sumber protein nabati yang murah dan sehat, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia.
Paragraf Induktif
Tempe merupakan makanan yang kaya akan nutrisi dan mudah didapat. Proses fermentasi pada kedelai menghasilkan protein nabati yang berkualitas tinggi, serat, vitamin, dan mineral. Harga tempe yang relatif murah membuatnya mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, tempe juga sangat fleksibel dalam pengolahan, sehingga dapat diolah menjadi berbagai macam masakan. Dengan segala kelebihannya, tempe layak disebut sebagai makanan super yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
4. Berdasarkan teks yang berjudul “Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan”, tentukan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam setiap paragrafnya!
Kunci Jawaban:
Paragraf 1: Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini
Paragraf 2: Melansir data Badan Pusat Statisik (BPS), impor beras mencapai 2,25 juta ton pada 2018. (pengembangan deduksi)
Paragraf 3: Ketergantungan pada beras juga menjadi ironi di tengah besarnya kekayaan sumber daya alam negeri ini berupa ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi. (pengembangan deduksi)
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)