1. Interaksi bangsa-bangsa di nusantara dengan berbagai bangsa asing dalam jalur rempah telah menjadikan nusantara sebagai melting pot kebudayaan. Sebutkan 3 contoh adopsi dan akulturasi kebudayaan jalur rempah yang masih bisa ditemui di masa kini!
Jawaban:
Tiga contoh adopsi dan akulturasi kebudayaan jalur rempah yang masih bisa ditemui di masa kini:
- Kuliner Nusantara seperti Rendang
- Seni Batik
- Bahasa Indonesia
Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 Halaman 21 Kurikulum Merdeka, Ayo Berpikir Kritis dan Kreatif
2. Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam jalur rempah?
Jawaban:
Konstantinopel merupakan salah satu pusat perdagangan di Laut Tengah pada abad pertengahan. Jatuhnya kota ini ke tangan Turki Usmani membuat pedagang Eropa mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, termasuk dalam perdagangan rempah.
Oleh karenanya, orang-orang Eropa kemudian berusaha untuk melakukan pelayaran untuk mencari sumber rempah-rempah hingga ke kepulauan nusantara. Dari sinilah kemudian terjadi interaksi atau perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam perdagangan rempah.
3. Bagaimanakah dinamika hubungan saudagar dan penguasa lokal di nusantara sebelum datangnya bangsa Eropa?
Jawaban:
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, telah banyak saudagar dan penguasa lokal di Nusantara yang memiliki kuasa, kekayaan dan kemampuan untuk melakukan penjelajahan bahkan perlawanan terhadap dominasi asing yang ingin menguasai Nusantara.
Hubungan politik antara kerajaan-kerajaan besar dan saudagar-saudagar yang berada di bawah kekuasaannya adalah untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban yang saling menguntungkan satu sama lain.
Para saudagar mendapatkan perlindungan dari penguasa lokal, dan penguasa lokal mendapatkan pembayaran upeti atau komoditi perdagangan.
Namun, jika penguasa lokal tidak dapat memberikan perlindungan, maka para saudagar ini bisa dengan mudah berpindah dan mencari perlindungan dari kerjaan atau penguasa lokal lainnya di Nusantara.
4. Bagaimanakah karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19?
Jawaban:
Karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum abad ke-19 cenderung bersifat lokal dan terfragmentasi.
Sedangkan sesudah abad ke-19, perlawanan terhadap Belanda dilakukan secara nasionalis dan lebih terorganisir. Contohnya, pergerakan Budi Utomo dan Serekat Islam, yang berkembang menjadi gerakan kemerdekaan yang lebih besar pada awal abad ke-20.
Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 Halaman 21 Kurikulum Merdeka, Ayo Berpikir Kritis dan Kreatif
5. Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20?
Jawaban:
Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20 karena ketika bergulirnya politik etis, fokus perhatian pemerintah kolonial Belanda berubah dengan bagaimana pelayanan kesehatan kolonial dapat dinikmati oleh masyarakat secara meluas apalagi pada saat itu wabah penyakit mulai menyebar, sebut saja malaria, pes dan kolera.
Ilmu kedokteran terus dikembangkan dan tidak sedikit rakyat pribumi yang terlibat langsung di dalamnya. Pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi pendidikan bagi para tenaga medis melalui pelatihan bidan atau dukun bayi, pendirian School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) atau disebut sebagai "Sekolah Dokter Jawa" dan pendirian sekolah dokter lainnya.
Disclaimer:
- Kunci jawaban Ekonomi di atas hanya digunakan oleh orang tua atau wali untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, pastikan anak mengerjakan sendiri terlebih dahulu.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami)