Konsep ketuhanan: Diperkenalkan konsep ketuhanan seperti konsep Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa) dalam agama Hindu.
Upacara keagamaan: Muncul berbagai upacara keagamaan seperti upacara persembahyangan, yadnya, dan ritual-ritual lainnya.
Pembangunan tempat ibadah: Dibangunnya candi-candi sebagai tempat pemujaan dan pusat kegiatan keagamaan.
2. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada Sistem Pemerintahan
Terbentuknya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha: Sistem pemerintahan yang semula bersifat lokal dan sederhana berkembang menjadi sistem kerajaan yang lebih terorganisir dan sentralistik.
Konsep raja-dewa: Raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi dan memiliki kekuasaan absolut.
Birokrasi: Munculnya birokrasi pemerintahan yang lebih kompleks dengan berbagai jabatan dan tugas.
Hukum dan peraturan: Diterapkan sistem hukum yang tertulis dan lebih sistematis.
Kepemimpinan: Pemimpin tertinggi adalah raja yang takhtanya diwariskan, bukan lagi kepala suku.
3. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada Sistem Sosial
Sistem kasta: Masyarakat terbagi menjadi beberapa kasta berdasarkan tugas dan kedudukannya, yaitu Brahmana (pendeta), Ksatria (kesatria), Waisya (pedagang), dan Sudra (rakyat jelata).
Aturan di Masyarakat: Timbulnya aturan masyarakat atas adanya kasta, misalnya kasta rendah harus selalu hormat pada kasta di atasnya. Contohnya adalah tidak boleh duduk sejajar.
Struktur sosial yang hierarkis: Terbentuknya struktur sosial yang sangat hierarkis dengan raja sebagai puncaknya.
Peran perempuan: Perempuan memiliki peran yang terbatas dalam kehidupan publik, tapi memiliki peran penting dalam keluarga dan upacara keagamaan.