TRIBUNNEWS.COM - GOR Bulungan, Jakarta Selatan dipastikan menjadi salah satu venue cabang olahraga bola voli indoor pada ajang Asian Games 2018.
Keputusan Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) memilih GOR Bulungan menimbulkan polemik karena tempat itu masuk zona merah, alias dinilai tidak memenuhi standar.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya penyediaan fasilitas, pelayanan umum, serta kapasitas penonton yang ada di venue tersebut.
GOR Bulungan hanya mampu menampung 900 orang, atau jauh di bawah standar venue Asian Games dari Dewan Olimpiade Asia (OCA), yaitu minimal 2.000 penonton.
Keputusan tersebut membuat sejumlah pemain bola voli Indonesia merasa kecewa, salah satunya Aprilia Manganang.
Spiker andalan tim voli putri Indonesia itu menilai, GOR Bulungan benar-benar tidak layak untuk Asian Games 2018.
"Menurut saya sih memalukan banget kalau GOR Bulungan jadi venue bola voli," kata Aprilia saat ditemui di Padepokan Voli, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/8/2018) dikutip dari BolaSport.com.
"Mungkin GOR Bulungan itu cocok kalau untuk tarkam (antarkampung) atau untuk pertandingan antar SD-SMP. Namun, kalau untuk kelas Asian Games, saya pikir sih memalukan banget," tutur dia.
Menurut Aprilia, Indonesia sebagai tuan rumah seperti kurang persiapan, khususnya untuk penyelenggaraan cabang olahraga voli.
Padahal di Jakarta, lanjut Aprilia, ada venue yang jauh lebih bagus dari GOR Bulungan.
"Seharusnya pakai GOR Pertamina (Simprug) saja, atau bisa juga misalnya bikin venue di Sentul sini. Menurut mereka (panitia) mungkin sepele, tetapi padahal kan bisa jelek di mata orang-orang," tutur Aprilia.
Komentar senada juga diungkapkan pemain tim voli putra Indonesia, Rendy Tamamilang.
Ia mengaku heran, kenapa Inasgoc sampai memilih GOR Bulungan yang fasilitasnya sangat tak memadai untuk kelas Asian Games.
"Kita sebagai tuan rumah kok gini banget. Saya jujur saja nih, kok bisa begitu ya? Jelek banget tempatnya," ujar Rendy.