TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 255 kompetitor dari 30 negara akan berlaga di cabor gulat pada Asian Games XVIII/2018, terdiri dari 186 peserta putra dan 69 putri.
Dari 255 pegulat tersebut, 90 di antaranya berasal dari lima negara, yakni Indonesia sebagai tuan rumah, serta India, Jepang, Kazakhstan dan Korea Selatan.
Kelima negara tersebut masing-masing mengomentisikan 18 pegulat, yang terdiri dari 12 pegulat putra dan enam putri.
Yang artinya adalah mereka tampil full-team, mengingat kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018 ini menyediakan 18 medali emas, rinciannya 12 medali emas di kelompok putra dan enam putri.
Ke-18 medali emas cabor gulat ini akan diperebutkan pada empat hari kompetisi, 19-22 Agustus, di Assembly Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan.
Tak bisa dipungkiri jika para pegulat yang dikompetisikan di sini adalah yang terbaik di negaranya masing-masing saat ini. Para pegulat dari Iran, Uzbekistan, Kyrgistan, Turkmenistan, Jepang, Korea, dan India terbiasa berkompetisi di Olimpiade dan single-event seperti Kejuaraan Dunia Gulat.
Dari India, sebagai contoh, ditampilkan beberapa pegulat yang biasa berlaga di Olimpiade dan Persemakmuran (Commonwealth Games). Sakshi Malik, di kelompok putri, dan Pawan Kumar di kelompok putra.
Sakshi Malik menjadi salah satu andalan India untuk merebut medali emas dari kompetisi kelas 57/58 kg gaya bebas putri. Ia menjadi lawan berat untuk Mutiara Ayungningtyas, andalan Indonesia, peraih medali emas test-event dan kejuaraan yunior ASEAN 2018.
Kompetisi kelas 578/58 kg gaya bebas putri ini akan digelar Senin, 20 Agustus, atau di hari kedua dari kompetisi cabor gulat.
Dari segi prestasi Sakhsi Malik memang lebih mengkilat dibanding Mutiara Ayuningtyas. Namun, kesiapan mental dan faktor bertanding di kandang sendiri, bisa menjadi pembeda. Ayu juga jauh lebih muda, baru 18 tahun, sementara Sakhsi Malik sudah 25 tahun.
Sakshi Malik, kelahiran 3 September 1992, adalah peraih medali perunggu kelas 58 kg kompetisi gulat Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016. Dua tahun sebelumnya, 2014, ia meraih medali perak di Commonwealh Games di Glasgow, Irlandia. Pada 2015, perunggu dari Kejuaraan Asia di Doha, Qatar, saat berlaga di kelas 60 kg.
Sebelumnya lagi, meraih perunggu dari Kejuaraan Persemakmuran 2013 di Johannesburg, Afsel, dari kompetisi kelas 63 kg.
Sakshi Malik juga mengoleksi perunggu dari Kejuaraan Yunior Dunia 2010, di Budapest, dari kompetisi kelas 59 kg. Dia juga pernah tampil di Kejuaraan Yunior Asia, merebut medali perak dari kompetisi kelas 59 kg pada kejuaraan di Manila, 2009.
Tiga tahun kemudian dia merebut medali emas dari kompetisi kelas 63 kg pada kejuaraan di Almaty, 2012.