Ada 3 tahap prosedur ketika wasit harus mengambil sebuah keputusan yang melibatkan VAR.
1. Terjadi momen yang melibatkan '4 kondisi khusus' seperti di atas.
2. Petugas VAR kemudian menganalisa siaran ulang momen yang dimaksud, lalu wasit di lapangan akan menerima informasi soal keperluan melihat VAR dari headset yang dipakainya.
3. Wasit akan memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Artinya, VAR hanya memberi rekomendasi ke wasit, dan keputusan wasit masih di atas segalanya. Kalau wasit memang ragu, barulah wasit akan melihat monitor di tepi lapangan untuk melihat siaran ulangnya.
Wilayah Abu-abu
Meski ada VAR, sepakbola ternyata tetap saja tidak bisa menghilangkan area abu-abu dan kontroversi.
Hal itu diakui oleh Johannes Holzmuller, Kepala Divisi Football Technology Innovation dari FIFA.
Kepada Russia Today, Holzmuller mengatakan, tetap ada pelanggaran yang menyisakan ruang abu-abu, atau memerlukan subjektifitas wasit.
Petugas Khusus
Tidak semua wasit bisa menjadi petugas pengawas FAR.
Sejauh ini, FIFA baru menunjuk 13 wasit yang bisa menjadi operator VAR.
Mereka adalah Daniele Orsato, Paolo Valeri and Massimiliano Irrati dari Italia, Artur Soares Dias dan Tiago Martins dari Portugal, Bastian Dankert dan Felix Zwayer dari Jerman, Pawel Gil dari Polandia, Danny Makkelie dari Belanda, Abdulrahman Al Jassim dari Qatar, Wilton Sampaio dari Brazil, Gery Vargas dari Bolivia dan Mauro Vigliano dari Argentina.
Menariknya, meski VAR sudah diuji coba di Piala FA Inggris, tak aa satu pun wasit Inggris yang lolos menjadi operator VAR. (*)