Beberapa dari mereka juga jadi calo dadakan.
Contohnya, ada yang menawarkan tiket seharga 500 euro, harga yang mahal.
Saya coba iseng bertanya kepada seorang calo tiket.
Saya bertanya soal ketersediaan tiket pertandingan Brasil vs Serbia.
Baca: Febry, dari Tangsel Bawa Penanak Nasi ke Rusia
Dia bilang ada, lalu saya tanya harganya.
"700 dollar Amerika Serikat. Oh maaf, 400 dollar," kata pria itu sambil berdiskusi dengan temannya.
Kesepakatan antara saya dengan dia tidak terjadi lantaran dia tidak setuju harga 200 dollar yang saya ajukan.
Tempat ini sekaligus tempat para calon penonton menjual tiket yang telah dia beli kepada Ticketing Center.
Pihak FIFA akan menjual ulang tiket itu kepada orang lain.
Jika terjual, si pembeli yang menjual tiketnya akan mendapatkan uang kembali sebanyak 90 persen.
Seorang pendukung asal Kolombia, Camilo, termasuk yang hendak menjual tiket pertandingannya ke FIFA.
Dia memiliki tiket pertandingan Kolombia melawan Senegal.
"Kami harus pulang ke Kolombia," ujar Camilo.
Mengapa dia tidak menjualnya secara langsung kepada orang lain, tanpa perlu mengembalikan ke FIFA?
Baca: Yaroslav, Warga Moskow yang Cinta Raja Ampat
Ternyata Camilo telah berusaha menjual tiket yang dia punya kepada orang lain, namun sulit.
"Kebanyakan orang datang sudah punya tiket. Selain itu mereka merasa terlalu berisiko," kata Camilo. (*)