Babak 16 besar adalah pencapaian terbaik Timnas Jepang dari enam partisipasinya di Piala Dunia.
Mereka meraih pencapaian ini pada 2002, 2010, 2014, dan 2018.
Itu artinya Timnas Jepang selalu menembus fase gugur Piala Dunia tiga kali beruntun.
Melihat Timnas Indonesia bermain di Piala Dunia sampai sekarang hanya jadi angan-angan.
Oleh karena itu, kita harus bercermin kepada Jepang.
Kita harus belajar cara mereka mengembangkan persepakbolaan di negaranya.
"Ketika memikirkan pengembangan pemain, ada sebuah motto yang harus kami tanam. Motto itu adalah pemain adalah yang utama," begitu yang saya kutip dari laman JFA, PSSI-nya Jepang.
Mental orang Jepang memang terlatih untuk jadi orang yang bermental baja.
Masalah dan kesulitan pasti datang, namun mereka tetap memegang teguh motto pengembangan pesepak bola.
"Masalah pasti datang, namun kami harus berusaha mengatasi masalah dan kesulitan itu dan selalu memikirkan hal yang terbaik untuk anak-anak," kata JFA.
Baca: Kagum Budaya Baca Orang Rusia
Buah dari motto dan keteguhan hati orang Jepang telah terbukti.
Tengok saja materi pemain mereka saat ini.
Sebanyak 14 dari 23 pemain yang terpilih ke Piala Dunia 2018 bermain di kompetisi Eropa.
Klub-klub yang mereka bela bahkan tidak sembarangan karena bermain di kompetisi level tertinggi di negara itu.
Ada yang bermain di Premier League, Bundesliga, Ligue 1, dan La Liga.
Baca: Ketika Urusan Buang Hajat Begitu Mahal
Sisanya bermain di J League, satu dari sekian terbaik di Asia.
"Asal kamu dari mana? Timmu tidak ikut Piala Dunia, ya," tanya Klaus sambil tersenyum saat kami berkenalan sambil menyaksikan pertandingan antara Timnas Belgia dan Jepang. (*)