"Musiala? dia memiliki kemampuan dribel yang bagus, insting mencetak golnya juga tajam, saya bisa memberinya peran di tengah dan samping, dia luar biasa," Kata Hansi Flick dilansir BT Sport.
Jamal Musiala adalah produk asli Cobham (akademi Chelsea), dirinya tak mendapat tempat di skuad senior The Blues hingga akhirnya memilih untuk bergabung bersama Die Rotten.
2. Gavi (Spanyol)
Gavi datang sebagai bukti bahwa La Masia belum habis, kepercayaan Enrique memanggilnya ke dalam skuat Timnas Spanyol menjadi bukti ia adalah bakat yang menjanjikan.
"Dia sangatlah berbakat, Gavi mampu mengubah apa yang akan dia lakukan dalam sekian detik, visinya bermainnya sangat baik," Puji Franc Antiga, salah satu pelatih La Masia dilansir Goal.
Dia juga dapat berimprovisasi dalam situasi permainan apa pun, ia adalah pemain langka dengan kemampuan seperti ini,"lanjutnya
Bermain sebagai gelandang dengan skema 4-3-3 bersama Cadete A dua musim lalu, Gavi sukses mencetak lebih dari 10 gol.
Torehannya tersebut membawanya tampil untuk Barcelona dalam laga pramusim saat usianya masih 16 tahun.
Setahun kemudian, ia berhasil masuk skuat utama Barcelona untuk melakoni laga-laga di Liga Spanyol dan Liga Champions.
Performanya terus melesat hingga menjadi bagian Timnas Spanyol.
3. Aurelien Tchouameni (Prancis)
Tchouameni adalah tipikal gelandang yang mampu bermain bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.
Dilansir FBref, ia menjadi gelandang paling banyak melakukan intersep di Ligue 1 musim lalu dengan catatan 14.4 intersep per pertandingannya.
Ia nyaris tak tergantikan untuk mengawal lini tengah AS Monaco.