TRIBUNNEWS.COM- Ketika Karim Benzema mengangkat penghargaan Ballon d'Or bulan lalu, penonton di teater Paris bertepuk tangan untuknya.
Sekarang Karim Benzema berharap untuk meraih trofi Piala Dunia di Qatar.
Arena yang penuh sesak itu tampaknya merupakan lokasi yang pas untuk momen puncak kejayaan pribadi Karim Benzema.
Mengingat Karim benzema pernah ditolak dan difitnah oleh publik Prancis menyusul tuduhan skandal rekaman seks.
Kejatuhan nama Karim Benzema terasa dramatis yang menyebabkan pengucilan panjang dari tim nasional Prancis hingga dipanggilnya lagi sebagai pemain timnas tahun lalu.
Tenang dan tenang, berpenampilan intelektual dengan kacamata berbingkai tipis, Benzema akhirnya dirayakan sebagai ikon nasional Prancis.
Dia orang Prancis kelima yang memenangkan penghargaan sebagai pemain terbaik sejak Zinedine Zidane, idolanya meraihnya pada tahun 1998.
"Ada kalanya jauh lebih sulit bagi saya. Ada masa ketika saya tidak berada di tim nasional, tapi saya tidak pernah menyerah," kata Benzema saat menerima Ballon d'Or seperti dikutip dari AP.
"(Zidane) terus mengatakan kepada saya untuk menikmati sepak bola saya, bahwa suatu hari saya bisa memenangkan trofi ini. Itu hanya membuat saya lebih kuat secara mental."
Sejak dipanggil kembali ke tim nasional, Benzema telah mencetak 10 gol dalam 16 pertandingan – termasuk empat gol di Kejuaraan Eropa tahun lalu – dan dia memasuki Piala Dunia sebagai penyerang paling lengkap di dunia bersama dengan Lionel Messi.
"Saya tidak hanya berpikir tentang mencetak gol, meski saya bisa melakukannya," kata Benzema.
"Saya lebih suka membantu rekan satu tim saya."
Jose Mourinho, mantan pelatih Benzema di Madrid, menyoroti rekor tanpa pamrih yang dipertahankan sang penyerang saat memenangkan lima gelar Liga Champions.
"Karim adalah seorang pria tim," kata Mourinho.