“Mungkin ada hal negatif di sekitar tim di mana orang tidak menghargai apa yang mereka miliki. Kita tahu masalah yang kita miliki, tapi kita juga tahu hal baik yang kita miliki," ujar Gilberto menanggapi.
Tentu menjadi hal yang tak menyenangkan bagi tim sekaliber Timnas Brasil yang dipandang sepele oleh publiknya sendiri.
Apalgi skuad Selecao tampil sebagai kesebelasan dengan lini serang paling menakutkan di Piala Dunia 2022.
Dengan nama-nama besar seperti Neymar, Gabriel Jesus, Antony, Richarlison dan Raphinha, Roberto Carlos bertanya-tanya mengapa timnya tak mendapatkan dukungan 100 persen di Qatar dari publik negaranya.
Hal inilah yang kemudian oleh Roberto disebut sebagai faktor pemicu kisah tragis Brasil di Piala Dunia 2022 dapat terjadi.
"Saya tidak tahu, namun kami memiliki potensi untuk luput dari prediksi (juara) jika tak mendapatkan dukungan penuh," sambungnya.
Bagi Roberto, peran Tite sebagai pelatih Timnas Brasil menjadi krusial.
Tak hanya itu, Neymar dkk wajib menyatukan misi dan menyingkirkan ego untuk mengukir prestasi di Qatar.
Sebagai informasi saja, terakhir kali Brasil menjadi juara Piala Dunia ialah edisi 2002. Artinya sudah dua dekade Selecao absen menjadi juara.
“Tite akan mengendalikan situasi, dan khususnya di lini depan kami memiliki banyak talenta," terangnya.
“Banyak orang melihat Brasil sebagai favorit. Manajer melakukan pekerjaan dengan baik, karena bukan tugas yang mudah untuk memilih starting," sambung Roberto Carlos.
"Hal baiknya adalah orang-orang di bangku cadangan mendukung mereka yang menjadi starter, dan itu selalu penting," pungkas legenda Timnas Brasil.
(Tibunnews.com/Giri)