TRIBUNNEWS.COM - Kehebohan sempat terjadi ketika FIFA mengumumkan bahwa alkohol dilarang berada di tempat turnamen Piala Dunia 2022, Jumat (18/11/2022).
Dikutip dari Al Jazeera, Abdulla Murad Ali, penduduk Qatar, berkata bahwa para suporter mesti menghargai budaya orang Qatar.
Bagi Abdulla dan beberapa suporter, utamanya penduduk Qatar yang lain, keputusan FIFA begitu melegakan.
Baca juga: Momentum Timnas Portugal Selamatkan Citra Cristiano Ronaldo Lewat Piala Dunia 2022
Alkohol memang dilarang di tempat turnamen, tetapi masih akan tersedia di hotel, bar, dan Zona Penggemar FIFA resmi.
“Qatar adalah negara Islam, dan alkohol adalah 'haram' [dilarang] dalam agama kami."
"Yang kami minta hanyalah agar dunia menunjukkan 'ehtaram' (rasa hormat) untuk budaya kami ,” kata Abdulla kepada Al Jazeera pada, Senin (21/11/2022) sehari setelah pertandingan pembukaan turnamen.
Salah seorang wanita Yordania bernama Sonia Nemmas pun meminta aturan yang telah ditetapkan itu dihormati semua pihak.
“Ketika kami pergi ke negara lain, kami tidak bertanya mengapa kami diminta untuk mengikuti aturan mereka atau menghormati budaya mereka.”
"Kami hanya melakukannya."
Nemmas merujuk pada kekerasan berbahan bakar alkohol yang pecah di Stadion Wembley selama final kejuaraan Euro 2020 di Inggris tahun lalu.
Itu bukan sesuatu yang ingin ia lihat di Qatar.
Kemudian, Ahmed Muhammad, seorang guru sekolah di Doha dari Inggris, mengatakan tidak adil mengeneralisasi semua penggemar Inggris.
“Penggemar Inggris umumnya terbukti hooligan tapi itu hanya minoritas kecil,” katanya.
“Mayoritas menghormati dan mengikuti aturan.”