“Jika dan ketika itu terjadi lagi, Anda perlu mengeluh, dan berbicara dengan hormat kepada wasit. Kami melakukan ini melawan Ekuador tahun itu. Kami telah belajar. Saya lebih tahu bagaimana memusatkan perhatian saya sekarang,” kata Tite.
Tite akan jadi pelatih pertama Brasil sejak Tele Santana pada 1980-an yang memimpin Selecao di dua Piala Dunia berturut-turut.
Dikutip dari Sportsmole, Selecao bakal bermain dalam formasi 4-1-4-1, atau 4-2-3-1.
Kapten Thiago Silva beroperasi di belakang bersama Danilo, Marquinhos, dan Alex Sandro, dengan Alisson Becker di bawah mistar.
Di lini tengah, Casemiro, dan Lucas Paqueta jadi kandidat kuat untuk menjadi gelandang.
Sementara di lini depan, Neymar akan beroperasi sebagai pemain nomor 10, didampingi dua winger, Raphinha, dan Vinicius Junior, dengan Richarlison, atau Gabriel Jesus menjadi ujung tombak.
Neymar yang sudah mencetak 75 gol, tetap akan menjadi tumpuan.
Striker Paris Saint Germain ini hanya terpaut tiga gol dari legenda Pele untuk jadi topskor sepanjang masa Brasil. Faktanya, sejak debut di Piala Dunia 2014, Ney telah terlibat 42 persen dalam 19 gol Brasil di turnamen ini.
Namun gawang Serbia jelas bukan sasaran empuk untuk dijebol di grup G yang juga diisi Swiss, dan Kamerun ini.
Mereka lolos ke Qatar sebagai juara grup A setelah mengalahkan Portugal 2-1.
Skuat asuhan Dragan Stockovic ini memenangkan tak terkalahkan di babak kualifikasi dengan meraup enam menang, dan dua kali seri.
Konsistensi tim berjuluk "The Eagles" ini terbukti setelah mereka juga berjaya di Nations League.
Mereka berhasil promosi ke Liga A dengan kemenangan tandang 2-0 atas Norwegia dengan gol dari duo strikernya, Dusan Vlahovic, dan Aleksandar Mitrovic.
Mitrovic bakal jadi andalan.
Striker Fulham ini mengemas delapan gol dalam delapan laga dalam perjalanan ke Qatar --hanya kalah produktif dari Memphis Depay, dan Harry Kane (keduanya 12) di kualifikasi Eropa.