News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2022

Foto Suporter Timnas Iran di Piala Dunia 2022, Punya Makna Protes pada Pemerintah

Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pendukung Iran yang berjenis kelamin wanita terlihat merias wajahnya agar menunjukkan air mata darah dan dahinya ada bendera negara dengan bentuk lambang love, ia menghadiri pertandingan sepak bola Grup B Piala Dunia Qatar 2022 antara Wales dan Iran di Stadion Ahmad Bin Ali di Al-Rayyan, barat Doha pada 25 November 2022. Iran telah diguncang oleh lebih dari tujuh minggu protes nasional atas kematian wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun Masha Amini saat berada dalam tahanan polisi moralitas Teheran

TRIBUNNEWS.COM - Berikut foto-foto suporter Timnas Iran yang meneruskan aksi protes ke pemerintahnya saat mengalahkan Wales dengan skor 0-2 pada matchday kedua Grup B Piala Dunia 2022 di Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Sabtu (26/11/2022) dini hari tadi.

Aksi protes suporter Timnas Iran ke Pemeritahan itu terlihat dari beberapa foto yang dilansir laman AFP.

Bentuk protes suporter Timnas Iran mengusung tema 'Kebebasan Hidup Wanita'.

Seorang pendukung Iran berjenis kelamin wanita berpose dengan kaos bertuliskan "Kebebasan hidup wanita" sebelum pertandingan sepak bola Grup B Piala Dunia Qatar 2022 antara Wales dan Iran di Stadion Ahmad Bin Ali di Al-Rayyan, barat Doha pada 25 November 2022. Iran telah diguncang oleh lebih dari tujuh minggu protes nasional atas kematian wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, Masha Amini, saat berada dalam tahanan polisi moralitas Teheran. (FADEL SENNA / AFP)

Baca juga: Suporter Timnas Iran Penyandang Disabilitas Ini Turut Rayakan Kemenangan Skuad Team Melli

Seperti foto berikut ini yang memperlihatkan suporter Iran berjenis kelamin perempuan membawa kaos dengan kaos berisi tulisan "Women Life Fredoom".

Selain itu adapula suporter Timnas Iran yang juga berjenis kelamin wanita terlihat merias wajahnya agar menunjukkan air mata darah.

Tak sampai di situ, dahi wanita itu juga dirias bendera negara Timnas Iran  dengan bentuk lambang love.

Seorang pendukung Iran dengan riasan air mata darah di wajahnya memegang kaus sepak bola bertuliskan nama Mahsa Amini, wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun yang meninggal di rumah sakit setelah ditangkap oleh polisi moralitas karena melanggar kode berpakaian ketat Iran, berpose dengan pendukung lain yang memegang bendera bertuliskan "Kebebasan hidup wanita" saat mereka menghadiri pertandingan sepak bola Grup B Piala Dunia 2022 Qatar antara Wales dan Iran di Stadion Ahmad Bin Ali di Al-Rayyan, barat Doha pada 25 November 2022. Iran telah diguncang oleh lebih dari tujuh minggu protes nasional atas kematian wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, Masha Amini, saat berada dalam tahanan polisi moralitas Teheran. (Giuseppe CACACE/AFP)

Aksi protes kepada Pemerintahan Iran sempat dilakukan oleh 11 pemain skuad Tim Melli pada laga perdana Grup B Piala Dunia 2022 yang berakhir kekalahan 6-2 dari Timnas Inggris.

Sebelas pemain Timnas Iran itu tidak menyanyikan lagu kebangsaan negaranya ketika prosesi sebelum laga dimulai.

Apa yang dilakukan suporter maupun para pemain Timnas Iran merupakan bentuk protes yang dilakukan kepada pemerintahnya.

Dilansir Sports NDTV, Mahsa Amini adalah seorang perempuan muda etnis Kurdi dari kota Saqqez, Iran barat laut.

Ia meninggal di sebuah rumah sakit di Teheran pada tanggal 16 September, setelah tiga hari dalam keadaan koma.

Ia sedang berkunjung ke ibu kota bersama keluarganya ketika ditangkap oleh polisi moral Iran, yang menuduhnya melanggar hukum yang mengharuskan perempuan untuk menutupi rambut dengan jilbab dan lengan serta kaki dengan pakaian longgar.

Suporter Timnas Iran berjenis kelamin perempuan menghadiri mendukung negaranya pada pertandingan matchday kedua Grup B Piala Dunia Qatar 2022 antara Wales dan Iran di Stadion Ahmad Bin Ali di Al-Rayyan, barat Doha pada 25 November 2022. (Adrian DENNIS / AFP)

Ada banyak laporan bahwa petugas polisi moral memukul kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka.

Pihak berwenang membantah Amini telah dianiaya dan mengatakan perempuan itu menderita ‘gagal jantung mendadak’. Keluarganya mengatakan ia bugar dan sehat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini