Portugal punya kebiasaan kalah di babak grup Piala Dunia.
Kali ini, mereka ingin menghindarinya sebisa mungkin, termasuk juga di laga terakhir kontra Korea Selatan, tim yang menyingkirkan juara bertahan Jerman pada 2018.
Uruguay, meski gagal mencetak gol, atau bahkan gagal mengemas tembakan tepat sasaran dalam laga 0-0 kontra Korea Selatan di laga pembuka, terlihat lebih tenang, dan terorganisir.
Mereka terlihat meyakinkan untuk melangkah lebih jauh di Piala Dunia, berkat kombinasi apik para pemain veteran, dan pemain baru.
Performa Uruguay melonjak sejak Diego Alonso mengambil-alih kepemimpinan akhir tahun lalu, dan dia berhasil membalikkan keadaan di babak kualifikasi.
Alonso juga ditunjang dengan para pemain yang dalam kondisi bugar, terkecuali Ronald Araujo dari Barcelona, yang pulih dari operasi paha.
Pertahanan skuat Alonso tampak kokoh saat melawan Korea Selatan, dan dia diberkati dengan banyak pilihan serangan melalui Luis Suarez, dan Edinson Cavani - terlepas dari usia mereka yang sudah menua.
Di laga kontra Korsel, Suarez tampil kurang menggigit dengan gagal melepaskan tendangan ke gawang sepanjang 63 menit bermain.
Penggantinya, Cavani tampil lebih atraktif, dan membukukan dua tembakan.
Bisa saja, pelatih Alonso tergoda menurunkan Cavani sejak menit pertama.
Tim berjuluk La Celesta (biru langit) ini juga punya stok penyerang muda yang energik, dan berbahaya yakni Darwin Nunez dari Liverpool, dan Facundo Pellistri dari Manchester United, yang tampak berbahaya dalam debut Piala Dunia mereka.
Alonso sudah sangat bersiap menghadapi laga yang sulit kontra Portugal.
"Jelas gim kedua adalah kuncinya seperti yang ketiga. Apakah kami lolos atau tidak tergantung pada kami," katanya. (Tribunnews/den)
Direct Points
- Portugal siap balas dendam kekalahan pada 2018 lalu
- Mereka masih mengandalkan kreativitas dari Ronaldo
- Uruguay wajib menang setelah imbang 0-0 kontra Korsel