Faktor kedua yang tak boleh dilupakan adalah perihal taktik.
Brasil boleh saja menanggalkan sepak bola indah atau jogobonito yang selama ini diusung.
Namun, Tite menggantinya dengan pola yang lebih pragmatis tetapi tetap mendapatkan hasil yang diinginkan.
Dari sisi pertahanan, Tite mengarahkan para pemainnya agar tak terlalu memberi ruang di tengah.
Maksudnya, empat bek yang biasanya dimainkan akan merapatkan diri untuk menutup ruang di tengah dan membiarkan sisi sayap sedikit terekspos.
Meski demikian, sang pelatih juga sudah menyiapkan cara agar lini belakangya tak kedodoran.
Para bek sayap akan langsung menutup ruang gerak lawan di dekat kotak penalti agar tak semakin berbahaya.
Hal ini membuat lawan kemungkinan besar akan kembali mengembalikan bola ke lini kedua.
Baca juga: Rekap Hasil Piala Dunia 2022 Tadi Malam: Spanyol vs Jerman Imbang, Belgia Terjungkal
Atau, lawan akan melepaskan umpan silang yang sudah siap pula diantisipasi para bek tengah yang mendapat bantuan dari gelandang jangkar mereka.
Sementara dari sisi penyerangan, Tite juga menekankan soal spacing dan positioning.
Simpelnya, ia tak ingin para pemain depan dan tengah membuat jarak yang terlalu lebar antarsatu dan lainnya.
Hanya para winger saja yang diberikan kebebasan untuk bergerak atau diam di sisi samping lapangan permainan.
Bahkan tak jarang para winger akan bergerak lebih ke tengah untuk memancing bek lawan mengikuti mereka.
Vinicus melakukan hal ini beberapa kali di laga menghadapi Serbia.