TRIBUNNEWS.COM- Luis Enrique ingin memberikan suporter Spanyol pertunjukan memikat di Piala Dunia 2022 di Qatar.
Tapi, akhirnya Spanyol harus pulang lebih cepat dengan disebut sebagai tim yang "membosankan".
Meski mendominasi penguasaan bola, Spanyol tersingkir oleh Maroko lewat adu penalti 3-0 pada babak 16 besar di Stadion Education City, Ar-Rayyan (6/12).
Statistiknya luar biasa. Spanyol memiliki 77 persen penguasaan bola, dan membuat 1.019 operan - 926 akurat - dibandingkan dengan Maroko yang hanya membuat 304 operan.
Toh, pada akhirnya mereka mengakhiri pertandingan dengan hanya enam tembakan dan satu tembakan tepat sasaran.
Berkali-kali, pendekatan umpan mereka dihalau dengan gemilang oleh pertahanan Maroko yang terorganisir dengan baik.
Baca juga: Spanyol Tersingkir dari Piala Dunia 2022, Luis Enrique Mengaku Bangga dengan Timnya
Enrique jarang memainkan penyerang tengah.
Dia hanya memasukkan Alvaro Morata sebagai titik fokus. Saat kalah dari Jepang di penyisihan lalu, mereka membuat 1.058 operan.
Satu tembakan tepat sasaran mereka adalah yang terendah yang pernah mereka lakukan di Piala Dunia sejak 1966.
La Furia Roja juga menjadi negara pertama yang kalah dalam empat adu penalti di Piala Dunia, dan tim kedua yang tidak mencetak gol dalam satu adu penalti.
Kesengsaraan penalti itu bahkan lebih menyedihkan setelah Enrique sebelumnya menyatakan timnya telah berlatih 1.000 penalti dalam latihan.
"Saya memilih eksekutor. Saya pikir mereka yang terbaik di lapangan. [Jika saya bisa mengubah sesuatu] saya akan mengambil [kiper Maroko Yassine] Bounou dan menempatkan kiper lain di sana. Tapi semua sudah terjadi," kata Enrique pasrah.
Mantan gelandang Spanyol berusia 52 tahun ini akan habis kontrak musim panas ini setelah ditunjuk sebagai bos pada 2018.
Dia mundur sebentar pada 2019 karena mendiang putrinya didiagnosis menderita kanker tulang, sebelum kembali dan membimbing Spanyol ke semifinal Euro 2020, di mana mereka kalah dari Italia melalui adu penalti.