TRIBUNNEWS.COM - Kekecewaan besar menyelimuti sejumlah suporter Timnas Maroko yang gagal mendukung langsung Hakim Ziyech dkk berebut tiket final Piala Dunia 2022 melawan Prancis.
Patah hati suporter Timnas Maroko dikarenakan maskapai penerbangan nasional Maroko yakni Royal Air Maroc mengatakan, pihaknya membatalkan semua penerbangan yang telah dijadwalkan pada Rabu (14/12/2022)
Padahal sehari sebelumnya, Royal Air Maroc mengumumkan tersedia 7 penerbangan untuk membawa para suporter Timnas Maroko ke Doha guna menyaksikan pertandingan semifinal Piala Dunia 2022.
Baca juga: Jika Prancis Segel Tiket Final Piala Dunia 2022, Giroud Diabadikan Jadi Nama Stadion
“Mengikuti pembatasan yang diberlakukan oleh otoritas Qatar, Royal Air Maroc dengan menyesal memberi tahu pelanggannya bahwa mitranya Qatar airways telah membatalkan penerbangan yang dioperasikan pada 14/12/2022 dari Casablanca ke Doha sebagai bagian dari kemitraan codeshare mereka,” kata RAM, dikutip dari laman MarocoWorldNews.
Suporter Maroko jelas ingin menjadi saksi akan sebuah sejarah jika skuad asuhan Walid Regragui bisa menembus final Piala Dunia 2022.
Prancis, menjadi batu sandungan selanjutnya bagi Maroko untuk menjadi tim Afrika pertama bisa menginjakkan kakinya di laga final turnamen mayor empat tahunan ini.
Tak salah jika kemudian pengumuman RAM soal adanya penerbangan susulan dari Casablanca menuju Doha membuat suporter Maroko beruduyun-duyun mendatangi bandara setempat.
Sayang, lantaran kebijakan pembatasan di Qatar membuat RAM membatalkan tujuh penerbangan susulan ke Doha.
Kondisi ini memicu berbagai komentar kekecewaan dari suporter tim Singa Atlas.
Seorang wanita bernama Zineb Nfati mengaku kecewa dengan pembatalan tersebut. Dia ingin menyaksikan laga Prancis vs Maroko karena diakui dirinya memiliki keturunan dari dua negara tersebut.
"Ini adalah pertandingan yang sangat simbolis - ini Maroko melawan Prancis dan saya setengah Prancis, setengah Maroko," kata Nfati , dikutip dari laman BBC.
"Masalahnya adalah tidak ada sumber yang dapat dipercaya. Tidak ada informasi yang dapat dipercaya," kata Ms Nfati.
Pendukung Timnas Maroko lainnya bernama Mohammed juga menyampaikan keluh kesahnya atas pembatalan secara mendadak tersebut.
"Sembilan puluh lima persen orang di pesawat tidak memiliki tiket," kata Mohammed, dikutip dari laman Reuters.