Didier Deschamps, sang pelatih Les Bleus berada di ambang sejarah untuk meraih Piala Dunia berturut-turut.
Bos tim nasional Prancis itu menyatakan bahwa Les Bleus akan melakukan segala daya untuk mengakhiri dongeng Piala Dunia Lionel Messi.
Lionel Messi dkk serta Kylian Mbappe dkk telah dijemput Sang Final untuk berjumpa di Stadion Losail Iconic.
Sebelum sampai ke puncak, kedua tim melintasi rintangan yang beda.
Jika Prancis dengan mantap dan meyakinkan membenamkan lawan-lawannya, kecuali sewaktu takluk lawan Tunisia, Argentina mesti merangkak tertatih-tatih diawal akibat dipermalukan oleh Arab Saudi 1-2, kemudian merayap naik dan hanya menang lewat adu penalti dengan Tim Bunga Tulip-Belanda; dan di semifinal menghancurkan harapan Kroasia 3-0.
Andai waktu adalah sebuah lingkaran yang mengitari dirinya, dunia akan mengulang dirinya sendiri.
Demikian tulis Allan Lightman dalam bukunya Einstein’s Dream. Argentina kembali tampil di final, namun apakah untuk kembali kalah?
Lusa malam, para dewa dan seniman bola dunia berjumpa di gelanggang menghadapi forum “pengadilan” terakhir.
Mereka telah mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan yang tak dapat digapai oleh semua orang.
Puncak tertinggi hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, adalah aktualisasi diri.
Bagi para dewa bola, puncak itu tercapai ketika memenangkan pertempuran di gelanggang. Kebahagiaan puncak yang hanya dapat dirasakan namun tak dapat dijelaskan.
Tak akan ada semantik atau sintaksis bahasa yang dapat mengungkapkan ekstase itu. Stadion Lusail Iconic akan menjadi saksinya, sambil mencatat senyum, tawa ria dan linangan air mata dari para pelakunya.
(*)