Ini berpotensi membuka pintu kolusi untuk memastikan hasil yang saling menguntungkan.
Kekhawatiran tentang sistem ini dilaporkan telah mengarah pada diskusi tentang format yang diusulkan, dan Infantino mengonfirmasi hal itu dalam konferensi pers hari Jumat.
“Kita harus meninjau kembali atau setidaknya membahas kembali formatnya. Ini adalah sesuatu yang pasti akan menjadi agenda di pertemuan berikutnya,” terangnya.
Baca juga: Piala Dunia 2026 Jadi Pertarungan Kylian Mbappe vs Erling Haaland, GOAT Masa Depan
Pertandingan terakhir fase grup di Piala Dunia 2022 Qatar memang menyajikan laga menarik.
Banyak negara-negara berusaha mengamankan tempat dua teratas klasemen untuk lolos ke 16 besar.
Beberapa drama yang terjadi yakni seperti kelolosan dua wakil Asia yakni Jepang serta Korea Selatan yang berhasil menang dari tim lawan sekelas Spanyol dan Portugal.
Selain itu, ada beberapa tim besar yang tidak lolos ke 16 besar seperti Jerman serta Belgia.
Negara terakhir yang disebut bahkan harus kalah dari Timnas Maroko, tim wakil Afrika yang penuh kejutan dan berhasil mencapai semifinal setelah mengalahkan Spanyol dan Portugal.
Baca juga: Diikuti 48 Negara, FIFA Harap Raup Keuntungan 11 Miliar Dolar di Piala Dunia 2026 Amerika Utara
Untuk diketahui, setelah Piala Dunia 2022 diselenggarakan di bulan November-Desember, edisi 2026 akan kembali ke bulan Juni-Juli.
Berlangsung di tiga negara, FIFA telah menetapkan sebanyak 16 kota akan jadi tempat berlangsungnya pertandingan.
Adapun pembagian 16 kota tersebut ada 11 dari Amerika Serikat.
Ke-11 kota tersebut yaitu Atlanta, Boston, Dallas, Houston, Kansas City, Los Angeles, Miami, New York, Philadelphia, San Francisco, Seattle
Kemudian Meksiko sumbang 3 kota, yaitu Guadalajara, Mexico City, Monterrey.
Terakhir Kanada akan ada dua negara yang jadi tuan rumah yaitu Toronto dan Vancouver.
(Tribunnews.com/Tio)
BACA:
Daftar Juara Piala Dunia Sepanjang Masa