News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Luhut Ceritakan Reaksi Jokowi Ketika Mahfud Batal Jadi Cawapres

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membocorkan beberapa fakta di balik drama terpilihnya Ma'ruf Amin, sebagai bakal calon wakil presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.

Dalam acara Catatan Najwa yang diunggah ke YouTube, perubahan nama bakal cawapres menjadi Ma'ruf Amin, terjadi sekitar tiga hingga empat jam sebelum pengumuman dilakukan.

Sebelumnya, nama yang terdengar kencang di publik adalah Mahfud MD, yang merupakan pilihan Jokowi untuk menjadi cawapresnya.

"Ya, dari partai -partai pendukung Presiden Jokowi lebih menginginkan Pak Ma'ruf Amin. Presiden orangnya kan demokratis ya, dan karena dari hasil survei juga Pak Mahfud, tapi kan memang harus mengakomodir juga partai-partai pendukung," tutur Luhut Binsar Panjaitan.

Baca: Jokowi Akan Naikkan Gaji PNS 5 Persen Tahun Depan, Ini Reaksi Prabowo

Luhut Binsar Panjaitan pun menjelaskan bahwa Mahfud MD tidak merasa sakit hati sama sekali dengan perubahan yang akhirnya terjadi, bahwa dirinya tidak dipilih menjadi cawapres Jokowi.

"Pak Mahfud itu orang baik. Saya harus bilang he's a very good man," puji Luhut Binsar Panjaitan.

Dirinya menceritakan bahwa Jokowi pun kaget dengan respons Mahfud MD yang tidak sakit hati dan malah berbesar hati, meskipun tak dipilih menjadi cawapres.

"Dia bilang 'bapak enggak usah khawatir mengenai saya. Saya enggak apa-apa, pak. Saya tahu bapak sulit membuat keputusan. Tapi saya kira keputusan bapak sudah keputusan terbaik.' Can you imagine? Anda bisa bayangkan Mahfud ngomong gitu?" beber Luhut Binsar Panjaitan.

"Lalu Presiden bilang, 'saya minta maaf, Pak Mahfud'," sambung Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut Binsar Panjaitan menilai, dipilihnya Ma'ruf Amin merupakan hal yang bagus, untuk menghilangkan perpecahan agama.

"Saya kira tidak bicara lagi sekarang menyangkut perbedaan konteks agama. Kita bisa fokus masalah ekonomi, kualitas SDM, yang selama ini kita banyak ketinggalan," ucapnya. (*)

Penulis: Yosia Margaretta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini