News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Mahfud MD Disebut Gabung Koalisi Prabowo, Yenny Wahid: Jangan Berandai-Andai

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mulai didekati kubu Prabowo Subianto untuk kepentingan pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Pada Sabtu (18/8/2019), bakal calon anggota legislatif (bacaleg) Partai Gerindra, Sudirman Said bertemu dengan Mahfud MD di kediamannya di Sleman, Yogyakarta.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, meminta semua pihak agar tidak berandai-andai.

"Kata siapa. Konfirmasi ke Pak Mahfud dulu jangan berandai-andai. Setahu saya Pak Mahfud belum ada rencana macam-macam," kata Yenny Wahid, Minggu (19/8/2018) malam.

Meskipun begitu, dia memberikan dukungan kepada Mahfud atas semua keputusannya. Dia menilai, Mahfud sebagai orang pintar dan mempunyai kemampuan nalar luar bisa serta dapat menentukan sikap.

Selain itu, kata dia, publik menghargai Mahfud sebagai sosok yang menghargai keutuhan bangsa. Hal ini terlihat dari sikap dewasa yang bersangkutan setelah tidak jadi ditunjuk sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo.

Baca: Yenny Wahid: NU Tak Boleh Berpolitik Praktis

"Apapun keputusan pak Mahfud kita hargai dukung. Dari semua kemarin proses politik yang terjadi saya bersyukur telah lahir sosok seperti Mahfud MD. Yang terbaik saja buat pak mahfud. Itu kita hargai," kata dia.

Dia menilai, batalnya Mahfud MD itu merupakan hak prerogatif dari bakal calon presiden, Joko Widodo. Belakangan, Jokowi memilih ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin.

Menurut dia, Ma'ruf Amin dan Mahfud MD mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Nantinya , kata dia, waktu yang menentukan kualitas kedua orang tersebut. Siapa yang paling tepat untuk kebutuhan bangsa.

"Itu hak preogratif presiden," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini