TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Indonesia Jokowi (Reliji) Bursah Zarnubi menggelar diskusi sekaligus lauching buku bertajuk “Jokowi Istiqomah Membangun Negeri” di Jakarta, Kamis (23/8/3018).
Bertempat di aula Bina Karna, Hotel Bidakara, Jakarta, diskusi dan lauching buku ini juga dihadiri dan dibuka langsung oleh Bambang Soesatyo selaku ketua DPR -RI dan sejumlah komentator yakni DWakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta, Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Taufiqulhadi, Dr. M. Qodari (Direktur Eksekutif Indo Barometer), Mulyadi P. Tamsir (Ketua Umum PB HMI), Munawar Khalil (Ketua Umum PB II) beserta Relawan Indonesia Jokowi lainnya.
Karman BM dalam sambutannya menjelaskan pentingnya diskusi seperti ini.
“Acara ini bertujuan untuk memperkaya narasi bangsa ditengah maraknya hoax,” jelas Karman yang juga sebagai ketua pelaksana dari penyelenggara diskusi buku ini.
Saat ditanyai awak media terkait urgensi inti dalam naskah buku “Jokowi Istiqomah Membangun Negeri” itu, Bursah Zarnubi memaparkan didalam buku tersebut memggambarkan soal kebijakan tepat dan serius presiden Jokowi soal infrastruktur selama menjabat.
“Hampir keseluruhan kebijakan Jokowi memerintah selama lebih kurang lebih 3 tahun untuk mengambarkan fakta hasil pembangunan. Pertama dalam ekonomi,”katanya.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya berkesimpulan dari keseluruhan kebijakan pembangunan Jokowi ini adalah dalam rangka mempersatukan Indonesia.
Menurutnya, selama ini (Infrastruktur) belum menjadi perhatian serius dari presiden-presiden masa lalu yang dulu masih membangunnya di Jawa Centries.
“Sekarang pak Jokowi dengan wawasannya yang teguh, ia memulai pembangunan dari pinggiran, ia mulai dari desa, ia mulai dari daerah terpencil terbelakang yang dihubungkan dengan baik jalan laut dan jalan darat,” sambungnya.
Ia menjelaskan bahwa di dalam buku tersebut sudah dituangkan semua. "Yang tidak mungkin saya eksplorasi lebih dalam dalam wawancara yang singkat ini,” katanya kepada awak media.
Tapi intinya, lanjut dia, Jokowi sangat memahami strategi itu untuk mengatasi ketimpangan pembangunan selama ini, yang Jawa Centries, yang pusat-pusat pembangunan itu tumbuh di tempat -tempat tertentu, sehingga banyak ketimpangan disana sini.
Ia mencontohkan, Ketimpangan dan kesenjangan itu bisa terjadi antar pulau, antar kota dan desa, kaya dan miskin. "Namun di dalam Nawacita Jokowi sudah mulai terjawab, ” pungkasnya.