Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Polemik mengenai gerakan #2019GantiPresiden masih terus menimbulkan spekulasi.
Kali ini anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto menyebut tidak menutup kemungkinan gerakan #2019GantiPresiden tidak hanya ditunggangi unsur politik tetapi juga oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Bisa, possible, saya tidak suuzon, itu posible (adanya kelompok HTI-red). Tapi kalo sudah punya capres A dan B juallah mereka, kalo ganti presiden tidak jelas itu kemana, tembakannya kemana itu," ujar Sidarto, dikawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
Sebelumnya Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'aruf Amin, Maman Imanulhaq juga menuding gerakan #2019GantiPresiden ditunggangi organisasi massa HTI yang sudah dilarang di Indonesia.
Maman juga menuding, kelompok ini bukan cuma ingin mengganti presiden, tapi juga ideologi bangsa.
Baca: Pollycarpus Bebas, Komisi III DPR Janji Tanyakan ke Kapolri Saat Raker
"Deklarasi #2019GantiPresiden ditunggangi oleh Kelompok HTI yang jelas HTI merupakan ormas terlarang," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Sidarto Danusubroto juga mengatakan bila gerakan #2019GantiPresiden merupakan suatu hal yang tidak etis.
"Bagi saya itu tidak etis ya!," ucap Sidarto.
Menurut Sidarto lebih baik kubu yang mempelopori #2019gantipresiden untuk 'menjual' pasangan capres-cawapres yang telah mereka usung.
"Mereka sudah punya capres, jual lah capres itu, jangan jualan ganti presiden, itu tidak etis dalam etika demokrasi tidak etis bagi saya," ujar Sidarto.