TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sukses menggelar perhelatan Asian Games 2018, nama Erick Thohir memang menggoda untuk dijadikan kuat Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) atau timses Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kemampuan Ketua Inasgog Asian Games 2018 itu juga menurut pengamat politik Ray Rangkuti, mengelola perhelatan akbar itu adalah lebih dari sekedar cukup jadi bukti kemampuan menejerial Erick Thohir.
"Jadi tidak mengherankan jika namanya disebut akan menjadi ketua tim sukses pemenangan Jokowi-Ma'ruf," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Jumat (7/9/2018).
Menurut dia, pilihan yang tidak berlebihan memilih Erick Thohir, tapi tentu saja butuh pembuktian.
Mengapa?
Karena kerja-kerja politik, kata dia, tidak sama dengan kerja-kerja perhelatan besar seperti Asian Games.
Dalam politik, dia menjelaskan, akan dihadapkan dengan strategi bagaimana menarik publik saat yang sama melakukan konsolidasi internal untuk tetap solid.
Pun tidak ada yang merasa ditinggalkan atau tidak kebagian peran.
Niat keterlibatan juga sangat beragam, imbuhnya, selain tentunya, niat utamanya adalah mendapat posisi politis jika nantinya dapat memenangkan pemilihan.
Secara eksternal, lanjut dia, dihadapkan juga dengan langkah dan tingkah pesaing politik. Yakni tingkah dan langkah politik ini bersifat meniadakan.
"Salah perhitungan akan fatal akibatnya," katanya.
Mencari momentum aktivitas yang menguntungkan secara politik juga adalah hal penting, menurut dia.
Ini keahlian yang tidak disekolahkan. Pengalaman dan insting adalah gurunya.
Dengan beberapa hal inilah, keterlibatan Erick Thohir kata dia, ditantang.
Mengingat selama ini kegiatannya lebih banyak di dunia usaha, maka bisa jadi insting dan kemahiran politisnya belum terasah.
"Tapi pengalamannya sebagai pengusaha besar yang bertemu dengan banyak orang tentu akan memudahkannya beradaptasi dengan situasi ini," ucapnya.(*)