Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon Presiden Prabowo Subianto memberikan salam sembari mencium tangan istri almarhum, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid saat mengunjungi rumah Gus Dur, Kamis (13/9/2018).
Sebelumnya, Prabowo yang tampak mengenakan baju safari berwarna cream lengkap dengan kaca mata hitamnya tiba di rumah Gus Dur di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan sekitar pukul 13.30 WIB.
Baca: Dua Kaki Partai Demokrat, Prabowo: Mau Goreng ke Arah Mana Mau Pedes Mau Asem Santai Aja
Mulanya, Prabowo terlebih dahulu disambut putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Tak lama berselang, Sinta Nuriyah Wahid terlihat menuju ruang tamu untuk bertemu Prabowo.
Prabowo kemudian menghampiri Sinta yang duduk di kursi roda sambil memberikan salam.
Dia juga sempat menanyakan kabar Sinta.
"Ibu sehat?" tanya Prabowo.
Sambil melipat kedua tangannya, lalu Prabowo memberikan salam kepada Sinta.
Dia terlihat membungkuk, lalu menyodorkan tangannya ke arah Sinta. Prabowo kemudian mencium tangan istri Gus Dut itu.
Saat menuju ruang tamu untuk berbincang, Prabowo kemudian menyempatkan memberi salam kembali kepada Sinta.
Sambil melipat kedua tangannya, Prabowo kembali memberikan salam sambil mencium tangan Sinta.
Kemudian Sinta mempersilakan Prabowo untuk duduk di kursi sofa berwarna coklat.
Diawal pertemuan, Sinta bercerita soal kursi sofa yang kulitnya bolong yang berada di ruang tamu.
Kepada Prabowo, Sinta bercerita kalau kursi sofa yang bolong itu merupakan peninggalan Almarhum Gus Dur yang selalu duduk lesehan saat menerima tamu.
Lagi-lagi, Prabowo memberikan salam kepada Sinta saat tengan perbincangan tentang kursi sofa peninggalan Gus Dur.
Kali ini, salam Prabowo kepada Sinta atas permintaan awak pewarta foto yang ingin mengabadikan momen pertemuan itu dari jarak dekat.
Baca: Ferdinand Hutahaean Angkat Bicara saat Iklan Jokowi di Bioskop Disamakan dengan Iklan AHY
Pertemuan berlangsung hangat dengan candaan serta cerita mengenai kisah almarhum Gus Dur.
Sejumlah pembicaraan juga dibahas terkait demokrasi, kebangsaan hingga Islam moderat.