TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal cawapres Sandiaga Uno mengomentari isu tarik menarik sosok Kwik Kian Gie, ekonom sekaligus politikus senior PDIP, di tim pemenangan antara kubunya bersama Prabowo Subianto dan kubu Jokowi-Maruf Amin.
Sandi mengatakan, tak akan sakit hati bila Kwik Kian Gie memberi dukungan kepada paslon pesaingnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri itu, lanjutnya, merupakan aset bangsa yang tak perlu diperebutkan.
"Kalau ke kubu Pak Jokowi silakan. Enggak usah baperan lah. Dia itu milik negara, milik bangsa. Boleh beri masukan ke siapapun juga, jadi bukan bilang 'Jangan. Dukung saya ya'," ucap Sandi saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).
Meski begitu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku dirinya dan Prabowo punya kedekatan dengan Kwik Kian Gie.
Keduanya kerap mendapat nasihat mengenai kondisi perekonomian negara.
"Faktanya selama lima tahun Pak Kwik itu penasihat saya. Dia mengirimkan tulisan-tulisan rutin ke saya dan kami WA, beliau sudah 82 tahun, tapi WA sehari hampir 3-4 kali. Itu fakta. Dan itu bisa saya tunjukkan," ujar Sandi.
"Pak Kwik bilang, 'Saya sudah senior, sepuh, saya enggak usah masuk tim ya.' 'Oke,' saya bilang, jadi narasumber. Tapi dia datang terus ke dalam sesi-sesi pendalaman dari tim ekonomi kami, menyampaikan pesan. Dan dia bilang, 'Saya tetap PDIP, nggak ada yang meragukan bahwa saya PDIP murni," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, membantah jika Kwik Kian Gie bergabung ke tim pemenangan Prabowo-Sandi. Ia menyebut kader partainya itu dihubungi Sandi hanya untuk membahas persoalan ekonomi.