Masinton: Itu Tunjukkan Kubu Prabowo-Sandi Tak Mengerti Reakitas Masyarakat Ketika Usul Debat Pakai Bahasa Inggris
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak memahami permasalahan sebenarnya masyarakat Indonesia ketika mengusulkan debat Capres memakai bahasa Inggris.
"Itu menampakkan teman-teman sebelah itu tidak mengerti realitas masyarakat kita," ujar anggota komisi III DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Senin (17/9/2018).
Baca: Usul Debat Pakai Bahasa Inggris Buktikan Kubu Prabowo-Sandi Mulai Tidak Percaya Diri
Aktivis '98 ini mengingatkan bahwa pemilihan presiden yang akan digelar 2019 mendatang, untuk memilih Presiden Republik Indonesia, bukan untuk negara Eropa atau Amerika Serikat, yang memang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Negara.
"Ini kan di Indonesia. Debat itu harus bisa dimengerti masyarakat," jelasnya.
Masinton Pasaribu menjelaskan, masyarakat Indonesia ingin mendengarkan gagasan,ide dan program dari masing-masing capres-cawapres 2019.
"Masyarakat kita ini hanya ingin mendengarkan tawaran gagasan, ide masing-masing calon dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh rakyat," ucap Masinton Pasaribu, yang akan kembali menjadi Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan, daerah pemilihan DKI Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri) ini.
"Kalau dia bahasa Inggris, suruh saja dia nyalon di Amerika, di Eropa, ikut konstestasi festifal bahasa Inggris. Suruh nyalonnya disana," tegas Masinton Pasaribu.
Dia mengingatkan, masyarakat Indonesia sangat menginginkan calon pemimpinnya bisa menggunakan bahasa rakyat.
Baca: Nomor Urut Capres Diharapkan Jangan Sama dengan Nomor Urut Parpol
"Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin paling fasih dengan itu. Karena beliau memang sangat Indonesia," ucapnya.
"Tapi kita tidak tahu kalau yang di sebelah sana," ujarnya.