Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, memilih meninggalkan acara deklarasi damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum, sebelum acara dimulai.
Baca: Sandiaga Juga Mengaku Sempat Disoraki Saat Deklarasi Kampanye Damai
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Verry Surya Hendrawan berujar, acara deklarasi damai berlangsung ramai, ditandai dengan tingginya antusiasme partai politik. Namun, juga diwarnai dengan 'walk out' SBY.
"Juga “ramai”, terutama terkait insiden yang menimpa pak SBY. PKP Indonesia berharap semua pihak dapat menahan diri dan tidak perlu menambah gaduh dengan pernyataan yang kontra-produktif. Sudah cukup “keramaian” ini," ujar Verry saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (23/9/2018).
Verry meyakini bahwa KPU telah berusaha sebaik mungkin, namun bila masih ada kekurangan, bukan sesuatu yang disengaja. Menurut Verry, kontrol KPU dan panitia juga sangat terbatas di dalam area.
"Sementara di luar area, adalah area publik yang terbuka dengan berbagai spontanitas," kata Verry.
Verry meyakini bahwa bentuk protes SBY yang disampaikan, tidak akan berkepanjangan dan membebani jalannya rangkaian proses hingga 17 April 2019.
“Hak pak SBY untuk menyampaikan keluhan. Namun saya yang kebetulan sempat bercengkerama dengan Pak SBY pagi ini (sebelum insiden) meyakini, bahwa jiwa kenegarawanan Beliau pada akhirnya yang akan lebih mengemuka," ucap Verry.
"Apalagi setelah melihat para paslon yang saling bergandengan tangan erat, menujukkan semangat persaudaraan yang kuat. pak SBY pasti selalu menjadi bagian dari semangat persaudaraan ini," sambungnya.