TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon singgung pemerintahan era Jokowi yang disebutnya terlalu banyak gagal merealisasikan janji-janji dalam empat tahun kepemimpinannya.
Menurut hitung-hitungan versinya, nyaris 100 janji Jokowi dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial hukum yang belum maupun tidak dipenuhi.
"Saya sempet buat buku, detailnya itu hampir 100 janjinya, juga ada dua versi 65 atau 66 janji. Termasuk janji di bidang ekonomi, politik hukum. Banyak yang tidak maupun belum terpenuhi," kata Fadli saat menghadiri deklarasi Notaris dan PPAT di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2018).
Baca: Ketua GNPF Ulama Tahu Identitas Penyebar Isu Dirinya Pemegang Saham Terbesar PT Lapindo Brantas
Fadli menjabarkan, janji-janji Jokowi yang tak mampu direalisasikan ialah membangun 50.000 puskesmas dalam lima tahun, yang dia sebut hingga sekarang tidak tercapai.
Selain itu juga rencana mengambil alih kembali (buyback) Indosat yang dirasa sangat sulit untuk saat ini.
Kemudian juga janji Jokowi yang ingin membuat Pertamina lebih hebat dari perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, Petronas.
Janji-janji tersebut, menurut Fadli, jelas sangat sulit untuk diwujudkan, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dollar yang semakin memburuk.
"Yang ada sekarang (Pertamina) malah makin kesulitan dana, rugi, malah bisa bangkrut dengan dollar yang cukup tinggi," ujarnya
Menurut Fadli, hal tersebut terjadi karena faktor kapasitas kapabilitas dari seorang pemimpin.
Lanjutnya, satu-satunya peluang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ialah mengganti presidennya dengan Prabowo dan Sandiaga Uno.
Dia yakin kombinasi tersebut cukup kuat untuk memperbaiki situasi-situasi tersebut.
"Saya kita ini masalah kapasitas kapabilitas. Peluang satu-satunya untuk tahun depan adalah mengganti presiden, dan presidennya adalah pak prabowo dan sandiaga uno. Saya yakin ini kombinasi yang cukup kuat," katanya.