TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo yang mengenakan jaket loreng hijau-hitam TNI saat meninjau situasi dan kondisi pascabencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9) dianggap sebagai solidnya hubungan Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi TNI dengan TNI di semua matra dan rakyat Indonesia.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Meutya Hafid menilai kunjungan Jokowi ke Palu, Sulawesi Tengah yang mengenakan jaket TNI dianggap sebagai simbol pemimpin negara yang juga Panglima Tertinggi TNI itu memiliki kedekatan dan kebersamaan dengan TNI dan rakyat yang merupakan inti dan pusat kekuatan dari Sistem Pertahanan Semesta.
"Bagi saya itu (pak Jokowi memakai jaket TNI) menunjukan bahwa negara bersama TNI solid hadir ditengah-tengah masyarakat. Apalagi dalam menghadapi bencana besar seperti ini memang semua harus solid. Saya juga apresiasi Presiden menganakan jaket TNI karena dapat memberi semangat kepada prajurit dalam melakukan tugas OMSP (Operasi Militer Selain Perang) dalam penanganan bencana alam di Palu dan Donggala," kata Meutya Hafid.
Termasuk dalam upaya penanganan pascabencana gempa di Palu dan Donggala, Meutya Hafid meyakini TNI di semua matra, sudah sangat terlatih termasuk dalam membantu tugas-tugas penanganan bencana alam.
"Keterlibatan dan kepedulian prajurit TNI dalam ikut membantu mengatasi berbagai kesulitan rakyat seperti bencana alam ini sebagai salah satu wujud nyata bahwa TNI memang untuk rakyat," tegasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi tiba di Palu, Sulawesi Tengah. Jokowi tiba di Bandara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9) pukul 13.14 WITA menggunakan Pesawat Boeing 737-400 TNI AU melalui Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Jokowi yang mengenakan jaket loreng hijau-hitam TNI itu langsung berbincang dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menko Polhukam Wiranto terkait situasi di Palu akibat gempa.