News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Ratna Sarumpaet

Belajar dari Kasus Ratna Sarumpaet, Prabowo-Sandi Diimbau Cari Strategi Kampanye yang Lebih Mendidik

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratna Sarumpaet saat menggelar konferensi pers terkait pemberitaan penganiayaan dirinya di Kampung Melayu Kecil, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018). Pada konferensi pers tersebut Ratna mengaku berbohong tentang penganiayaan dirinya melainkan pada 21 September 2018, dirinya menemui dokter bedah plastik di Jakarta untuk menjalani sedot lemak di pipi. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengharapkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjadikan kasus Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran berharga menjelang Pilpres 2019.

Menurut dia, juru kampanye kubu Prabowo-Sandi harus mencari strategi politik mendidik dan masuk akal dalam menyampaikan kampanyenya ke publik.

Bukan terjebak pada hal-hal yang sensasional tetapi malah tidak benar dan berdasar seperti terjadi dalam penyebaran isu Ratna Sarumpaet dianiaya.

"Kubu Prabowo-Sandi, diharapkan cari strategi lain yang lebih mendidik dan masuk akal dalam berkampanye," jelasnya, Rabu (3/10/2018).

Baca: Ini Pernyataan Lengkap Ratna Sarumpaet Akui Kebohongan Soal Pengeroyokan di Bandung

Beradu gagasan dan ide menurut dia, jauh lebih mendidik publik ketimbang memainkan sensasi murahan seperti sudah terjadi dalam kasus Ratna Sarumpaet.

Lebih lanjut, ia meminta semua pihak belajar dari kasus Ratna Sarumpaet untuk tidak menyebarkan hoax.

"Kasus Ratna Sarumpaet harus jadi pelajaran kita semua. Siapa menabur angin, dialah yang menuai badai," ujar Indria Samego.

Sore ini, Ratna Sarumpaet telah memberikan klarifikasi bahwa dirinya tidak dianiaya seperti kabar yang beredar sejak kemarin.

Dalam konferensi pers di rumahnya, Ratna Sarumpaet mengakui tanggal 21 September lalu menemui dokter ahli bedah plastik untuk melakukan operasi pelastik untuk mengangkat lemak di bagian pipinya.

"jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan," ujarnya. (*)

Seperti diketahui, berdasarkan informasi yang beredar menyebutkan bahwa Ratna dianiaya oleh tiga orang di dekat Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018.

Namun informasi tersebut dibantah oleh pihak kepolisian.

Polisi menyebut bahwa pada tanggal 21 September 2018, Ratna berada di Rumah Sakit Bina Estetika, Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini