TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi tentang hoaks yang kerap menyerang dirinya, terutama di media sosial.
Hal tersebut dipaparkannya dalam acara 30 Menit Bersama Presiden yang ditayangkan Net TV, Minggu (7/10/2018).
Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan mengenai hoaks yang menyebutkan bahwa dirinya adalah PKI.
"Ya ini kan dimulai dari 2014 dulu yang namanya Obor Rakyat, setelah itu ada lagi Saraja yang mengabarkan Jokowi itu PKI. Logikanya nggak masuk. Foto tahun '55, ya saya lahir saja belum," papar Jokowi.
Baca: Jokowi Kecam Penyebaran Berita Hoaks Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah
Menurut Presiden ke-7 Indonesia ini, hoaks dan fitnah yang beredar mengenai dirinya memang sangat meresahkan dan membuat tanda tanya.
"Ini kembali lagi fitnah, hoaks seperti ni sangat meresahkan dan membuat tanda tanya," katanya.
Namun Jokowi menegaskan bahwa dirinya bukanlah bagian dari PKI bahkan keluarganya pun tak ada satupun yang merupakan anggota partai itu.
"Saya sampaikan sekali lagi, saya, orangtua saya, kakek nenek saya, keluarga besar saya tidak ada yang namanya PKI. Saya pastikan tidak ada!" tegasnya.
Baca: Rayakan Ulang Tahun Istri yang Terbaring Lemah, Indro Warkop : Aku Cinta Kamu Seumur Hidupku
Jokowi juga mengatakan agar masyarakat bisa melakukan kroscek secara langsung di sekitar tempat tinggalnya dulu.
"Sekarang dunia kan terbuka sekali,di Solo kan banyak ormas-ormas Islam bisa ditanyakan, gampang tanyakan di masjid dekat rumah saya, tanya di masjid dekat orang tua saya. Gampang tanyakan masyarakat di kampung saya di Solo, kroscek ke tetangga gampang sekali," kata Jokowi.
Baca: Masya Allah Pak Presiden Tersenyum, Dua Periode Ya Pak?
Menurut Jokowi, fitnah dan hoaks itu tak sesuai dengan pribadi bangsa.
"Inilah jahatnya yang namanya hoaks, kadang politik kotor menghalalkan segala cara yang seperti itu. Itu tak sesuai dengan nilai ke-Indonesiaan kita yang penuh dengan etika dan tata krama," tambahnya.
"Hoaks ini kalau tidak diselesaikan, bisa mengadu domba, meresahkan, bisa menimbulkan rasa takut pada masyarakat," lanjut Jokowi.
Jokowi juga menjawab tentang tudingan bahwa dirinya anti Islam, seperti yang kerap dituduhkan padanya.
"Ini kan diulang-ulang di media sosial ini yang hoaks ya hal-hal seperti ini. Bagaimana mungkin saya anti-Islam, saya Muslim. Setiap hari juga selalu dengan ulama, dengan kyai. Tiap minggu ketemu juga dengan habib, ustaz, terus yang anti-ulama di mana?" kata Jokowi.
"Setiap minggu, setiap bulan juga masuk pesantren, terus yang anti ulama di sebelah mana?" lanjutnya.
Jokowi berharap bahwa masyarakat tak serta merta menerima kabar-kabar hoaks tersebut tanpa melakukan kroscek.
"Masyarakat harus mulai berani melihat fakta-fakta, perjalanan ini harus dilihat betul, jangan hanya menerima kabar yang diambil dari media sosial yang belum dikroscek faktanya," ucap Jokowi.
Sementara itu tuduhan antek asing dipatahkan Jokowi dengan memberi bukti-bukti pemerintah telah berhasil mengakuisisi sumber daya alam (SDA) yang dulunya dikelola pihak asing.
"Coba lihat Blok Mahakam sekarang sudah 100 persen diambil oleh Pertamina. Rokan yang sebelumnya dikelola oleh Cevron sudah dimenangkan 100 persen oleh Pertamina. Yang ketiga Freeport kita mendapatkan 51 persen, sebelumnya hanya 9 persen," papar Jokowi.
"Terus antek asingnya dimana. Jangan dibolak-balik," katanya.
Menanggapi fitnah dan hoaks di tahun politik ini, Jokowi berharap bahwa di tahun politik ini kontestasi diisi dengan adu program dan adu ide.
"Ini kan sudah masuk dalam kampanye, ya saya berharap pada kita semuanya agar kampanye ini diisi oleh kontestasi ini diisi oleh adu program, adu ide, adu gagasan , adu rekam jejak (track record), adu prestasi. Sehingga ini akan mendewasakan cara-cara berpolitik rakyat kita dan mematangkan kita berdemokrasi," kata Jokowi.
Ia berharap kampanye tak hanya diisi dengan saling fitnah dan saling hujat saja.
"Jangan sampai kampanye-kampanye diisi dengan saling fitnah, saling hujat, saling menghina," ucapnya.
"Coba dilihat tadi PKI, antek asing, antek aset, kriminalisasi ulama, dll. Itu saya yang mendzolimi atau ada yang mendzolimi saya. Coba dilihat baik-baik, jangan dibolak-balik, siapa yang mendzolimi? Siapa yang didzolimi?" tegas Jokowi. (TribunWow.com/Ekarista R.P)
Penulis: Ekarista Rahmawati P