Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan pasti pasangan calon presiden dan calon wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkena getahnya dari hoaks Ratna Sarumpaet.
"Pasti hoaksnya Ratna Sarumpaet akan berimbas negatif untuk Prabowo-Sandi," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, guna menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Selasa (23/10/2018).
Baca: Kubu Jokowi-Maruf Amin Mengaku Diuntungkan dari Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Hasil surveinya terkait elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Dilaporkan, efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo-Sandiaga.
Hanya saja, dia mempertanyakan, apakah imbas negatif ke Prabowo-Sandi akan bertahan hingga April 2019, saat pencoblosan Pilpres?
"Mudah-mudahan tidak," harap Hendri Satrio.
Kenapa tidak?
Durasi waktu kampanye yang relatif panjang, menurut dia, Prabowo-Sandi masih bisa menyusul atau malah melampaui pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin melalui agenda dan citra yang jauh lebih positif kedepannya.
"Tidak ada yang bisa menjamin keuntungan yang didapat Jokowi-Ma'ruf Amin ini akan bertahan hingga April 2019," ucapnya.
Yang jelas, dia berpesan, kedua pasangan yang akan bertarung di Pilpres 2019, harus mengambil pembelajaran berarti melalui kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman memaparkan bahwa efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Sebanyak 17,9 persen responden memilih lebih tidak mendukung Prabowo-Sandi, sementara 11,6 persen lebih mendukung, 49,8 persen mengtakan sama saja, dan 20,7 persen menjawab tidak tahu," ujar Ikrama di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Ikrama melanjutkan, bagi kubu Jokowi-Ma'ruf, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberikan sentimen positif.
"Persentasenya sebanyak 25 persen lebih mendukung Jokowi-Ma'ruf, 48,8 persen tetap mendukung, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak tahu," tambahnya.
Adapun hoaks baik itu Ratna Sarumpaet ataupun hoaks yang lain, dikatakan Ikrama, tidak disukai oleh masyarakat.
"Sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka terkait hoaks secara umum, dan untuk kasus Ratna Sarumpaet, terbukti sebanyak 89,5 persen responden menyatakan tidak suka," pungkasnya.
Atas hal itu pula, Ikrama Masloman menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Pada survei Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf memeroleh presentase 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 28,6 persen," ujarnya.
Hasil tersebut, dikatakan Ikrama, sejalan dengan tren dukungan bagi keduanya, meskipun tidak terlalu siginifikan.
Baca: Elite Demokrat: Efek Negatif Hoaks Ratna Sarumpaet Ke Prabowo-Sandi Tak akan Lama
"Tren dukungan pasangan Jokowi-Ma'ruf meningkat 4,5 persen dari bulan September sebesar 53,2 persen," tambahnya.
Sementara bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, dikatakan Ikrama, pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, tren dukungan cenderung menurun