TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyindir Presiden Joko Widodo yang mengaku kelepasan ketika berbicara soal politikus sontoloyo.
Jokowi menegaskan, dirinya jengkel terhadap politikus yang mengadu domba, fitnah dan memecah belah untuk meraih kekuasaan.
Hal tersebut yang akhirnya membuat ia mengeluarkan pernyataan soal "politikus sontoloyo" untuk mengatakan politisi yang melakukan praktik tersebut.
"Sebetulnya ini dimulai dari urusan politik, yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, yang tidak beretika, yang tidak bertata krama Indonesia. Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik yang memfitnah, cara- cara politik yang memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, menghalalkan segala cara," tutur Jokowi dilansir dari Kompas.com.
"Makanya saya sampaikan, politikus sontoloyo, ya itu, jengkel saya," lanjut dia.
Jokowi pun mengaku dirinya kelepasan berbicara tersebut karena merasa jengkel dengan kondisi politik Indonesia.
Baca: Dituding Panjat Sosial Gara-gara Dekat dengan Sule, Begini Reaksi Pesinden Rita Tila
Baca: Sederet Jadwal Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2018 BMKG, Cek Namamu di Link Berikut
Pengakuan Jokowi yang mengaku kelepasan soal 'politik sontoloyo' itu kini menuai perhatian publik.
Kubu Prabowo, Dahnil Anzar menegaskan, dirinya melihat ada tekanan yang dirasakan Jokowi sehingga kelepasan berbicara politik sontoloyo.
"Saya sih melihatnya ada tekanan luar biasa terhadap Pak Jokowi sehingga ada ekspresi seperti itu," tuturnya dilansir dari Kompas TV pada Jumat (26/10/2018).
Dahnil Anzar bahkan menyindir alasan di balik aksi kelepasan Jokowi tersebut karena adanya isu mobil esemka.
Baca Selanjutnya: Kubu Prabowo Sindir Jokowi Kelepasan 'Sontoloyo' Karena Mobil Esemka, Ini Balasan Timsesnya