News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

JK Ingatkan Timses Jokowi-Ma'ruf Jangan Terlena Hasil Survei

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla mengingatkan kepada timses agar tidak terlena oleh hasil survei beberapa lembaga.

"Saya ingatkan, jangan terlalu over-optimistis akibat survei (elektabilitas)," kata Kalla dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).

Baca: Pemilu Kata Jusuf Kalla: Dikenal Disukai Dipilih

Wapres RI itu mencontohkan dua peristiwa yakni Brexit dan kemenangan Donald Trump pada Pemilu AS 2016.

"90 persen orang Amerika mengatakan bahwa Hillary yang menang. 90 persen orang Inggris bilang Brexit akan kalah. Tapi terjadi sebaliknya, kenapa? pertama, terlalu optimis," ujarnya.

Baca: Ini Alasan Direktur PT Persib Bandung Undur Diri dari Jabatan Komisaris PT Liga Indonesia Baru

"Sementara Trump terus mengkampanyekan kebangkitan Amerika di saat Hillary berbicara ekonomi global dan sebagainya. Trump berbicara kepentingan rakyat Amerika, memagari (perbatasan dengan) Meksiko. Itu menimbulkan semangat internal masyarakat Amerika," sambungnya.

Peristiwa sama pun terjadi yakni Brexit di Inggris tahun 2016, yakni keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Baca: Erick Thohir Tak Mau TKN Jokowi-KH Maruf Ikuti Pengalaman Buruk Mike Tyson

Kalla menyebut, berdasarkan hasil survei, 90 persen masyarakat Inggris berpendapat sebaliknya. Namun rupanya hal itu benar-benar terjadi.

"Kita juga harus tetap bekerja keras. Harus berpendapat, kita ini 50:50. Karena, kalau tidak begitu, anda bekerja tidak terlalu serius karena sudah yakin menang. Akhirnya pemilih itu tidak ke TPS. Kalau cuma satu suara enggak apa-apa, bagaimana kalau 10 juta? 50 juta?," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini