Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf merespon pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal penggratisan retribusi Jembatan Suramadu.
SBY meminta Presiden Jokowi menjelaskan alasan menggratiskan tarif tol Jembatan Surabaya Madura atau Suramadu.
SBY juga mempertanyakan alasan Tol Jagorawi tidak turut digratiskan. Merespon itu, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan terdapat perbedaan antara Jembatan Suramadu dengan Tol Jagorawi.
"Satu, Tol Jagorawi ada kerja sama dengan pihak ketiga. Yang kedua, kedaan masyarakat berbeda. Ada ketimpangan di Surabaya dan Madura," ujar Abdul Kadir Karding di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Tujuan Jokowi mengambil kebijakan untuk membebaskan retribusi Jembatan Suramadu, ucap Abdul Kadir Karding, lantaran ingin adanya keadilan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk di Madura. Ia pun mempertanyakan, jika ada pihak yang menganggap kebijakan Jokowi terlalu politis.
Baca: SBY Pertanyakan Alasan Tol Suramadu Digratiskan, Ini Jawaban Tim Sukses Jokowi
"Memang dalam masa pilpres ini tidak boleh membuat kebijakan? Lalu, masyarakat yang membutuhkan kebijakan pemerintah bagaimana nasibnya? Jadi menurut saya, kami tidak perduli apakah ini dicap politis apa pencitraan, kita jalan aja terus. Kita dorong pemerintah terus jalan," kata Karding.
Soal Ulangan Sumatif Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap Kunci Jawaban
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf Arsul Sani senada dengan Karding. Menurut Arsul, akses antara Surabaya-Madura terbilang minim. Kalau pun ada melalui jalur laut menggunakan Kapal Ferry.
"Itu lebih mahal. Jadi di situlah letak bedanya. Kenapa kok tidak digratiskan, di samping ada investasi pihak ketiga. Itu saja. Kalau Madura tidak ada alternatif," tutur Arsul.