Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mempertanyakan langkah pemerintah yang berencana mengimpor jagung. Pasalnya impor tersebut akan merugikan petani Indonesia. Untuk diketahui pemerintah berencana mengimpor jagung 100 ribu ton pada tahun ini.
"Kita ingin tahu maksudnya pemerintah impor jagung tersebut untuk apa? Apakah kita krisis jagung?" Ujar Andre saat dihubungi, Minggu, (4/11/2018).
Menurut Andre, saat ini produksi jagung Indonesia sedang surplus. Hal tersebut bahkan diakui Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro yang menyebut saat ini terdapat surplus Jagung sekitar 380 ribu ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kata Andre, produksi jagung hingga akhir 2018 diperkiaran mencapai 30 juta ton pipilan kering. Produksi jagung tersebut meningkat 12,49 per tahun, dalam lima tahun terkahir.
"Pertanyaanya, bagaimana mungkin impor sedang datanya Surplus," katanya.
Baca: Pengamat: Sebagian Petani di Jawa adalah Petani Gurem dan Buruh Tani, Impor 100.000 Ton Jagung Wajar
Andre meminta pemerintah menjelaskan apakah impor jagung tersebut sama seperti impor beras, yakni dilakukan karena data produksi petani tidak akurat. Atau sama seperti kasus gula yang sengaja di Impor ketika petani tebu sedang panen.
Baca: Data Lengkap Insiden Kecelakaan Lion Air dari Tahun ke Tahun
Bila sengaja dilakukan ketika petani sedang panen, maka menurutnya pemerintah tidak pro petani, melainkan berpihak pada importir. Padahal Jokowi pada 2014 lalu menyebut bahwa indonesia ke depannya tidak perlu impor bahan pangan karena para petani mampu produksi sesaui dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Pertanyaannya pemerintah sebenarnya pro petani engga sih. Dimana keberpihakan dan nuraninya. Apakah hanya janji angin surga. Atau apakah mungkin ini indikasi atau ada dugaan pemburu rente bermain di impor bahan pokok, untuk kepentingan pemilu," tegas Andre Rosiade.