Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei lembaga Y-Publica menggambarkan tingkat elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Survei pada 10-20 Oktober 2018, menggambarkan Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki tingkat elektabilitas 53,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 28,3 persen, adapun 17,8 persen belum memutuskan atau tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, mengatakan Prabowo-Sandi hanya unggul di Pulau Sumatera. Sedangkan, di pulau-pulau lainnya, seperti Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul.
"Di hampir semua pulau, Jokowi unggul kecuali di Sumatera. Prabowo-Sandi unggul 42,6 persen, Jokowi-Ma'ruf 40,8 persen," kata Rudi, saat menyampaikan hasil survei, di Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).
Menurut dia, keunggulan Prabowo-Sandiaga di Pulau Sumatera tak terlepas dari masifnya gerakan #2019GantiPresiden. Selain itu, kata dia, secara kedekatan politik, warga Sumatera lebih dekat dengan Prabowo-Sandiaga.
Upaya deklarasi kepala daerah mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf dinilai tidak berpengaruh kepada masyarakat di akar rumput.
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
"Kami melihat soal kultur lebih konservatif religius. Soal keyakinan tidak bisa gampang bergeser," kata dia.
Dia memprediksi, pertarungan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga akan berlangsung menarik di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebab, di kedua pulau itu mewakili 78 persen pemilih di Indonesia.
"Basis dan kunci di peraturan elektoral siapa yang menang di dua pulau ini berpeluang memenangka pemilu secara nasional. Jokowi unggul jauh di Jawa kalah tipis di Sumatera," tuturnya.
Sedangkan, untuk di pulau lainnya, dia menjelaskan, dukungan kepada petahana tidak lepas dari upaya pembangunan infrastruktur terutama di wilayah Indonesia timur selama Jokowi menjabat sebagai presiden di periode pertama.
"Di pulau lain selisih Jokowi dan Prabowo hampir 20 persen. Cukup jauh. Ada keterkaitan di beberapa pulau, Maluku dan Papua kemudian Kalimantan. Selama ini dianggap pembangunan tertinggal itu tingkat dukungan Jokowi-Ma'ruf cukup tinggi," tambahnya.