TRIBUNNEWS.COM - Pidato calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menjadi polemik soal 'Tampang Boyolali' mendapatkan klarifikasi langsung dari Prabowo.
Hal ini diungkapkan Prabowo melalui unggahan video Koordinator Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo, Dahnil Anzar di Twitter, Rabu (7/11/2018) dini hari.
Ia mengunggah video dirinya dengan Prabowo dan mengkonfirmasi pidato 'Tampang Boyolali'.
"Lagi rame nih pak katanya Pak Prabowo dituduh menghina orang Boyolali karena menghina tampang Boyolali, padahal bapak kan juga tampang Bojongkonenng pak, gimana pak?," tanya Dahnil Anzar melalui video tersebut.
Prabowo menganggap reaksi menghina dalam pidatonya sangat berlebihan.
Karena dirinya tidak berniat menghina Boyolali.
"Saya kira itu berlebihan (kalau dituduh menghina). Saya tidak ada niat sama sekali, itu kan ya cara saya berbicara familier, ya istilah bahasa-bahasa sebagai seorang teman, audiens waktu itu juga gak terlalu besar, mungkiin 400-500 kader dari partai koalisi, peresmian kantor kemenangan, ya saya seloroh lah."
"Sambutan saya kan 1 jam lebih, sementara itu kan 2 menit lebih, dan maksudnya bukan menghina justru empati, kalau saya bicara tampang, Boyolali ya tampang Boyolali, kalau di Brebes ya tampang Brebes, selorohnya dalam arti simpati saya solidaritas saya, dalam arti empati saya, solidaritas saya dengan orang," ujar Prabowo.
Ia menambahkan maksud pidatonya tersebut adalah dirinya memposisikan rakyat yang sedang mengalami kesenjangan hingga ketidakadilan.
"Saya tahu kondisi kalian, justru yang saya permasalahkan ketidakadilan, kesenjangan, ketimpangan, semua orang tau di Indonesia kan makin tidak adil, kan hanya segelintir orang yang menikmati kekayaan Indonesia, ya maksud saya itu," ujarnya.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengatakan dirinya tidak bermaksud negatif.
Apabila ada yang tersinggung atas perkataannya, dirinya meminta maaf.