TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyesalkan pihak-pihak yang bersifat reaktif menanggapi statusnya sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Itulah kadang-kadang masyarakat kita itu cepat kali bereaksi sebelum tahu apa yang sebenarnya dilakukan," ucap Yusril ditemui wartawan di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (12/11/2018)
Menurut Yusril, posisi dia sebagai lawyer paslon nomor urut 01 itu sudah ditegaskan secara profesional.
Namun, masih saja ada pihak-pihak yang meresponnya secara reaktif tanpa mengetahui inti persoalannya.
"Ya masalah ini, baru aja terbit di media online langsung ditanggapi padahal enggak dibaca itu beritanya. Yang dibaca cuma judulnya doang," kata Yusril.
Baca: Jadi Pengacara Jokowi-Maruf Amin, Yusril Dianggap Musuh oleh Teman Seprofesinya
Lebih lanjut, advokat senior ini meminta semua pihak untuk lebih arif dalam menyikapi suatu hal.
"Itulah yang kadang-kadang pendidikan kita bahwa orang cepat bereaksi dari politik, apalagi cepat mengambil keputusan hanya dengan baca medsos (media sosial)," tandasnya.
Sebelumnya, Yusril menerima tawaran untuk menjadi pengacara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Yusril mengaku diajak oleh Erick Thohir yang tak lain adalah Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.
Menurut Yusril, tawaran agar ia menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf ini sudah datang sejak lama. Namun, ia baru menjawab permintaan itu saat bertemu Erick Thohir di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
"Kami bincang-bincang dan Pak Erick menanyakan kepastian apakah saya bersedia menjadi lawyernya Pak Jokowi - Pak Kiyai Ma’ruf Amin dalam kedudukan beliau sebagai paslon Capres-cawapres," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/11/2018).
"Maka saya katakan pada Pak Erick, setelah cukup lama hal ini didiskusikan dengan saya, akhirnya saya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyer-nya kedua beliau itu," tambah Yusril.