News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Pengamat: Kata 'Genderuwo' hingga 'Tampang Boyolali' Bentuk Komunikasi Verbal Agresif

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar komunikasi politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, dalam diskusi bertema 'Perang Diksi Antar Kandidat' yang digelar Populi Center di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Kamis (15/11/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai kata 'Genderuwo', 'Sontoloyo', dan 'tampang Boyolali' masuk dalam kategori verbal agresif.

Verbal agresif, kata Gun Gun, cenderung saling menyerang dan tidak berdasarkan fakta serta data.

Terlebih, kata tersebut menjadi bahan saling sindir antara pasangan calon presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.

Baca: Pengamat Sebut Kata Sontoloyo dan Tampang Boyolali Sebagai Jargon Politik Untuk Kepentingan Kampanye

"Belakangan mereka (Jokowi dan Prabowo) masuk ke verbal agresif. Dalam berkomunikasi mereka tidak terlalu peduli data dan fakta yang penting menyerang orang," kata Gun Gun dalam diskusi bertema 'Perang Diksi Antar Kandidat' yang digelar Populi Center di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Kamis (15/11/2018).

Gun Gun menilai, seharusnya sebagai calon pemimpin keduanya harus berargumentasi berdasarkan data dan fakta.

Baca: Megawati: Kasihan Prabowo, Kenapa Orang di Lingkungannya Seperti Itu

Alasannya, bila hal tersebut terus dibiarkan masyarakat akan cenderung punya penilaian sendiri dalam memilih calon pemimpinnya.

"Argumentativness merupakan satu upaya membangun serangan tapi berbasis data dan fakta," kata Gun Gun Heryanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini