News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Kubu Jokowi Apresiasi Sikap Muhammadiyah Bebaskan Kadernya Beri Dukungan di Pilpres

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PPP sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani ikut berkomentar terkait rencana Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang akan menjewer telinga Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir karena membebaskan warga Muhammadiyah menentukan sikap di Pemilu Presiden 2019.

Menurut Arsul pihaknya sangat menghargai sikap Muhammadiyah yang tetap menjaga sikap politiknya tersebut.

"Ini saya lihatnya begini kalo soal pak Amien ya. Kalau kami di TKN Jokowi-Ma'ruf maupun PPP itu justru kami sangat menghargai, sangat menghormati sikap PP Muhammadiyah yang menjaga sikap politiknya itu pada tataran high politik, politik kebangsaan. Bukan politik praktis yang mengarahkan katakanlah warga Muhammadiyah untuk milih A, milih B," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (21/11/2018).

Menurut Arsul sikap Ketum Muhammadiyah membebaskan kadernya tersebut sudah sangat baik. Sebagai organisasi, Muhammadiyah tidak mendukung pasangan calon tertentu dan membebaskan kadernya memberikan pilihan kepada Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi.

Baca: Amien Rais Kunjungi Rumah Dufi, Beri Santunan Pendidikan Pada Anak Korban

"Justru itu kalau kemudian Muhammadiyah katakanlah ditarik-tarik untuk secara eksplisit mendukung salah satu paslon termasuk kepada pak Jokowi itu malah menurunkan kualitas sikap politik Muhammadiyah. Karena sudah benar yang diposisikan dari Muhammadiyah dari pemilu ke pemilu dari Pilpres ke Pilpres," katanya.

Menurut Arsul bila Muhammadiyah memberikan dukungan politik pada salah satu pasangan calon tertentu akan mendegradasi politik Muhammadiyah yang selalu dijaga dalam setiap Pilpres.

"Itu akan menurunkan level high politik Muhammadiyah, politik kebangsaan Muhammadiyah menjadi level politik praktis. Itu yang menurut saya jangan, jangan karena demi kepentingan sesaat Pilpres, sekali lagi baik kepentingan pak Jokowi KH Ma'ruf Amin atau Pak Prabowo-Sandi kemudian Muhammadiyah nya terdegradasi, jangan ya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini